Hal itu diungkapkan Yasonna di sela acara Rapat Koordinasi Penyerapan Anggaran di Kantor Bappeda Jawa Barat, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Selasa (22/9/2015).
"Saya sudah minta (Gayus) dipindahin ke Gunung Sindur saja. Saya juga akan meninjau Gunung Sindur karena itu adalah lapas yang kita konsentrasikan khusus untuk bandar narkoba, biar saja dia gabung di situ," tegas Yasonna.
Dia menilai, Gayus yang tepergok makan di restoran sudah masuk dalam pelanggaran kategori register F. Konsekuensinya, setiap narapidana yang melanggar bakal kehilangan keringanan hukuman selama rentang waktu tertentu. "Kalau masuk register F, remisinya akan hilang," kata dia.
Namun, Yasonna tak menyebutkan kapan dan berapa lama Gayus akan mendekam di lapas yang mempunyai teknologi pemutus sinyal ponsel itu. "Tergantung kita saja, tergantung kelakuannya seperti apa. Ini orang kan sudah beberapa kali melakukan, pernah ke Bali-lah, pernah ke ini-lah, bahkan ditengarai pernah ke Singapura. Jadi jangan dia kira kalau dia punya uang bisa diaturnya semua republik ini," tutur dia.
Yasonna tak menyangkal bahwa ada pelanggaran prosedur dalam pengawalan Gayus. Menurut keterangan yang diterimanya, saat keluar untuk menjalani sidang perceraian pada 9 September lalu di Jakarta, Gayus dikawal oleh dua petugas lapas dan satu polisi.
"Proses keluar itu sudah benar, tapi protap di jalan kembalinya itu waktu makan tidak benar. Dibawa ke restoran itu sudah menyalahi prosedur, nanti kita lihat pembahasan kita tentang pengawalnya sesuai aturan," papar Yasonna.
Atas kelalaian pengawalan tersebut, dia mengaku sudah meminta agar petugas pengawal turut ditindak. "Saya sudah minta untuk dibuat tindakan, paling tidak dia akan dipindahkan, nanti ada tindakan administrasi," ujar dia lagi.
Yasonna juga meminta agar keamanan Lapas Sukamiskin diperketat. Dia telah memerintahkan Kepala Lapas Sukamiskin Edi Kurniadi untuk memantau setiap aktivitas para tahanan.
"Saya sudah minta betul-betul protap harus dipenuhi secara benar bahwa ada orang yang memang harus kita keluarkan, ada yang sakit, ada yang meninggal keluarganya, menikah anaknya atau keluarga dekatnya. Itu ada prosedur, ada pengawal polisi, dan dia harus pada protap yang benar. Sampai tempat tujuan dan kembali sesuai aturan yang ada," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.