Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Evakuasi Ratusan Warganya dari Riau karena Asap

Kompas.com - 18/09/2015, 19:41 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia mengevakuasi ratusan warganya dari Provinsi Riau karena menilai asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah membahayakan. Upaya penanggulangan asap yang juga dibantu ribuan personel TNI itu hingga kini memang belum menunjukkan hasil signifikan.

Konsul Malaysia di Pekanbaru, Hardi Hamdin menjelaskan, terdapat 173 warga Malaysia yang dievakuasi menggunakan C-130 Hercules Tentara Udara Diraja Malaysia, yang mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Selanjutnya, pesawat itu lepas-landas menuju Subang, Malaysia.

"Untuk tahap pertama 120 orang diberangkatkan. Selebihnya kami usahakan berangkat hari ini juga," kata Hardi di Pekanbaru, Jumat (18/9/2015).

Diketahui terdapat sekitar 400 warga negara Malaysia di Riau. Ratusan warga negara Malaysia, kebanyakan mahasiswa dan pemuda, diangkut menggunakan tiga unit bus.

Menurut Hamdin, dia sudah mendapat laporan ada warga negara Malaysia yang sakit pernapasan karena asap di Pekanbaru. Karena itu dia juga berterima kasih atas kerja sama pemerintahan setempat terkait evakuasi ini.

"Atas dasar kesehatan saja. Nanti jika kondisi jerebu sudah membaik akan kami kembalikan lagi ke Pekanbaru," ujarnya.

Ia menjelaskan, setidaknya ada sekitar 400-an warga Malaysia yang berada di Pekanbaru. Namun, sebagian dari warga Malaysia tersebut tercatat ada yang meninggalkan Riau terlebih dahulu baik karena libur perkuliahan maupun cuti pekerjaan.

Nazri, salah seorang mahasiswa Malaysia mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Muhammad, mengatakan, ikut dalam evakuasi ini karena orangtuanya khawatir akan kesehatannya selama kabut asap di Pekanbaru.

"Orang tua saya selalu mengikuti perkembangan kabut asap di Riau melalui acara Tv, dan selalu mengkhawatirkan kesehatan saya disini," kata Nazhri, warga Negara Bagian Kelantan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com