Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Biografi Andy Noya di Luar Prediksi

Kompas.com - 07/08/2015, 16:15 WIB
PBK Cover buku Andy Noya.

KOMPAS.com — Buku biografi Andy Noya Kisah Hidupku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada Juli 2015 merupakan hasil kolaborasi Andy F Noya dan Robert Adhi Ksp. Buku setebal 420 halaman itu sudah mengalami cetak ulang ketiga hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.

Promosi yang dilakukan Andy Noya dan Penerbit Buku Kompas melalui Facebook dan Twitter membuat pemesan pre-order membeludak. Semula pre-order buku diprediksi hanya 250 eksemplar. Namun, antusiasme penggemar Andy Noya sangat besar. Jumlah pemesan buku melalui pre-order lebih dari 1.500.

"Ini benar-benar di luar prediksi," kata Patricius Cahanar, Manajer Eksekutif Penerbit Buku Kompas, dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

Dalam "Sekapur Sirih", Andy Noya menulis, "Empat tahun lalu, sahabat saya, Robert Adhi Ksp, nyeletuk 'Kick Andy selalu mengangkat kisah orang-orang yang sangat inspiratif. Tetapi, banyak penonton yang tidak tahu kisah hidup pembawa acaranya'."

Pada awalnya Andy Noya hanya tersenyum menanggapi komentar Adhi Ksp. Namun, akhirnya Andy Noya setuju kisah hidupnya ditulis.

Buku ini sempat terkatung-katung dua tahun karena Andy Noya merasa waktunya belum pas. Pada akhir 2014, Andy Noya mengajak Adhi Ksp untuk merampungkan biografinya. Buku biografi pembawa acara "Kick Andy" ini pun akhirnya selesai dan beredar di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia dan toko buku online.

Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama (Pemimpin Umum Harian Kompas) dan Surya Paloh (Chairman Media Group) yang mengungkapkan sosok Andy Noya yang inspiratif.

Pada masa kecil sampai saat kuliah, Andy Noya mengalami kehidupan yang pahit. Namun, dengan tekad yang kuat, Andy mampu keluar dari masa kelam. Dia mendalami lentera jiwanya di bidang jurnalistik dan akhirnya dipercaya menjadi pemimpin redaksi surat kabar Media Indonesia.

Andy Noya ikut merintis pendirian stasiun televisi Metro TV dan pernah menjadi pemimpin redaksinya. Untuk memenuhi lentera jiwanya, Andy mengundurkan diri dari Metro TV meski tidak disetujui Surya Paloh. Andy bersikukuh mundur pada saat berada di puncak. Dia meninggalkan zona nyaman dan mendirikan Kick Andy Foundation, yayasan yang memfokuskan diri membantu masyarakat yang tidak mampu.

Buku ini terdiri dari 11 bagian, yang merupakan episode-episode kehidupan Andy Noya. Empat bab pertama diawali dengan masa kecil di Surabaya dan kehidupannya yang serba kekurangan, sampai pada kehidupan Andy di jalanan yang membuat dia melakukan kenakalan yang menjurus ke aksi kriminal, serta kegemarannya menonton ludruk dan mengintip orang pacaran di kebun binatang.

Pada bab kelima dan keenam, kisah Andy Noya berlanjut di Malang dan Jayapura. Di Malang, Andy menemukan lentera jiwa (passion)-nya dalam dunia tulis-menulis setelah gurunya bernama Ibu Ana memberi tahu hal itu kepada Andy. Di Jayapura, Andy mengenal lebih dekat dengan sang ayah setelah bertahun-tahun dia tidak merasakan kasih sayang ayahnya. Namun, di kota itu pulalah, Andy Noya merasa sedih karena ayahnya, seorang montir mesin ketik, meninggal dunia di pangkuannya. Andy menyesal karena dia belum sempat membahagiakan ayah dan ibunya, kedua orangtuanya yang telah tiada.

Kehidupan di Ibu Kota

Dalam bab ketujuh, dikisahkan tentang kehidupan Andy Noya menaklukkan Ibu Kota. Bagaimana dia harus bertahan hidup dengan berbagai cara, termasuk mencatat buku-buku kuliah di perpustakaan daerah serta mengirim karikatur dan cerita humor ke majalah.

Awal karier jurnalistik Andy Noya menjadi reporter "Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia" diungkapkan pada bab kedelapan. Ketika itulah Andy Noya bertemu dengan tambatan hatinya, Retno Palupi.

Bab kesembilan dan seterusnya mengisahkan bagaimana Andy Noya memimpin harian Media Indonesia, mengelola berita televisi "Seputar Indonesia" di RCTI, kemudian merintis stasiun televisi berita Metro TV sekaligus memimpin stasiun televisi milik Surya Paloh tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com