Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Bupati Tanah Laut Akui Kerap Minta Uang kepada Bos PT MMS untuk Berobat

Kompas.com - 30/07/2015, 17:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bupati Tanah Laut Adriansyah mengaku sering meminta uang kepada Manajer Marketing PT Mitra Maju Sukses Andrew Hidayat untuk biaya pengobatan. Adriansyah mengatakan, Andrew bisa memberikan uang dalam jumlah besar lebih dari sekali karena kedekatan mereka.

"Saya minta bantuan Andrew. Saya sakit waktu itu. Pertama sakit jantung. Ada sirosis, pembekakan hati, hepatitis C. Berobat di Singapura sampai 2015," ujar Adriansyah dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (39/7/2015).

Adriansyah mengatakan, uang yang dia minta kepada Andrew merupakan pinjaman yang sewaktu-waktu akan dikembalikannya. Ia membantah uang tersebut untuk memuluskan izin tambang di Tanah Laut. (Baca juga: Adriansyah Mengaku Minta Uang ke Bos MMS untuk Kongres PDI-P)

"Seingat saya ada ekspor terbatas. Waktu itu Pak Andrew menelpon saya, saya hubungkan waktu itu ke Kadin Pertambangan. setelah itu saya tidak monitor, karena sudah saya sampaikan," kata Adriansyah.

Sebelumnya, anak buah Andrew Hidayat, Agung Krisdiyanto mengungkap sejumlah pemberian uang dari atasannya kepada mantan Bupati Tanah Laut Adriansyah. Agung mengatakan, sebanyak delapan kali penyerahan uang yang dilakukan Andrew melalui dirinya. (Baca: Ajudan Bos PT MMS Beberkan Pemberian Uang kepada Mantan Bupati Tanah Laut)

"Pernah, delapan kali. Kadang rupiah, dollar AS, dollar Singapura," ujar Agung saat bersaksi di Pengadilan Tipikor.

Agung kemudian merinci pemberian uang dari Andrew kepada Adriansyah sejak November 2013 hingga ditangkap tangan KPK pada April 2015. Adapun pemberian pertama dilakukan pada 20 November 2013 di Hotel Ibis Slipi sebanyak 50 ribu dollar AS. Kemudian, pemberian selanjutnya pada 16 April 2014 di Hotel Sari Pan Pacific sebesar Rp 250 juta.

Pemberian berikutnya pada 16 Mei 2014 di Pullman Hotel di Menteng sebesar 75 ribu dollar AS. Berikutnya, pemberian pada 9 Oktober 2014 di Paragon Menteng, Agung mengaku tidak mengetahui jumlahnya. Kemudian, pada 13 November 2014, Andrew kembali memberi uang kepada Adriansyah sebesar 50 ribu dollar Singapura di Taman Anggrek.

Selanjutnya, pemberian dilakukan di GP Plaza Slipi pada 21 November 2014 sebesar Rp 500 juta. Ada juga pemberian pada 28 Januari 2015 di restoran Sushi Tei Taman Anggrek sebesar Rp 500 juta. Terakhir, penyerahan uang dilakukan di Swissbell Hotel pada 9 April 2015 sebesar Rp 57,36 juta.

Agung mengaku tidak mengetahui motif dibalik pemberian uang tersebut. Menurut Agung, Andrew memberi uang kepada Adriansyah karena urusan bisnis.

"Yang ada di benak saya, itu urusan bisnis. Mereka rekan bisnis dalam benak saya," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com