JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, peristiwa jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU menjadi momentum evaluasi pengadaan alat utama sistem senjata TNI. Menurut dia, pemerintah perlu menghentikan proses pengadaan alutsista bekas negara lain.
"Sudahlah, kita stop pembelian dan hibah pesawat bekas, kapal bekas, karena ini sudah beberapa kali kejadian," kata Mahfudz di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/15).
Mahfudz mengatakan, pengadaan alutsista bekas memiliki risiko pemakaian meskipun alutsista itu di-upgrade untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuannya.
"Walaupun di-upgrade, risikonya terlalu besar," ujarnya. (Baca: Pesawat Hercules yang Jatuh Buatan AS Tahun 1964)
Ia menambahkan, DPR dan pemerintah kini tengah membahas kemungkinan penambahan anggaran untuk TNI. Meski demikian, ia meminta agar pemerintah menunjukkan niat baiknya untuk membeli alutsista baru di dalam proses penyusunan anggaran. (Baca: Pengamat: Kondisi Alutsista untuk Mobilisasi Memprihatinkan)
Pesawat Hercules dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, dekat Lanud Soewondo bekas Bandara Polonia, Medan. Pesawat itu buatan Amerika Serikat tahun 1964. (Baca: Pesawat Hercules yang Jatuh Hendak Antar Logistik ke Lanud)
Pesawat tersebut jatuh di sebuah kompleks perumahan yang sedang dalam pembangunan di Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Kejadian tersebut menyebabkan sebagian rumah yang sedang dibangun di wilayah tersebut terbakar.
Kepala Dinas TNI AU Marsma Dwi Badarmanto sebelumnya mengatakan, pesawat itu berasal dari Skuadron 32 di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, dengan pilot Kapten Penerbang Sandi. (Baca: Hercules Jatuh dan Terbakar Sesaat Setelah Minta "Return to Base")
Pesawat tersebut, kata Dwi, menjalankan kegiatan rutin mengantar logistik ke Lanud Halim Perdanakusuma, Pekanbaru, Dumai, Medan, Tanjung Pinang, Ranai, dan Pontianak.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, pesawat jatuh pada pukul 12.08 WIB setelah dua menit dari lepas landas. Lokasi jatuhnya pesawat sekitar lima kilometer dari Lanud Soewondo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.