Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"DPR Minta Rp 20 Miliar Per Tahun, DPD Cuma Rp 21 Miliar untuk Selamanya"

Kompas.com - 19/06/2015, 18:45 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD RI Irman Gusman meminta agar rencana pembangunan kantor DPD di 34 provinsi tidak lagi dipersoalkan. Ia pun membandingkan rencana pembangunan kantor DPD tersebut dengan permintaan dana aspirasi oleh anggota DPR.

"DPR minta Rp 20 miliar untuk setiap tahun, kita Rp 21 miliar tapi untuk selamanya, masa enggak boleh?" ujar Irman, saat ditemui seusai menjadi narasumber dalam acara "Saatnya DPD Didengar" bersama Kompasiana di Hotel Santika, Jakarta, Jumat (19/6/2015).

Irman mengatakan, pembangunan kantor DPD tersebut merupakan amanat undang-undang, yang meminta DPD harus memiliki kantor sebagai perwakilan di tiap daerah. Kehadiran kantor DPD merupakan wujud eksistensi DPD dalam menampung seluruh aspirasi daerah.

Menurut Irman, anggaran yang ditentukan sebesar Rp 21 miliar untuk pembangunan satu kantor DPD dinilai sebagai jumlah yang wajar. Terlebih lagi, tujuan didirikannya kantor DPD sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi masyrakat ke pemerintah pusat.

"Rakyat bisa sampaikan aspirasi langsung ke pemerintah pusat. Tidak cuma itu, kantor DPD bisa digunakan untuk rapat masyarakat dengan gubernur, bupati/wali kota," kata Irman.

Irman memastikan, dana yang disediakan pemerintah untuk pembangunan kantor DPD akan diawasi dengan baik. Rencananya, DPD akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Kalau ada yang macam-macam akan kita usut. Boleh dilihat, DPD akan jadi contoh," kata dia.

Anggaran pembangunan kantor DPD menggunakan dana dari APBN 2015. Sementara tanahnya adalah hibah dari pemerintah provinsi. Provinsi yang sudah menghibahkan tanahnya adalah Palembang, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, dan Kalimantan Tengah. Rencananya, pembangunan akan terus dilakukan secara berkala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com