Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Absen, Muhammadiyah Jelaskan Alasan Kembali Hadiri Sidang Isbat

Kompas.com - 16/06/2015, 18:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Pusat Muhammadiyah akhirnya kembali hadir dalam sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadhan, di kantor Kementerian Agama, Selasa (15/6/2015). Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengungkapkan, dulu organisasinya memilih tidak terlibat lantaran pendekatan Menteri Agama Suryadharma Ali ketika itu terlalu memojokkan Muhammadiyah.

"Iya insya Allah saya datang. Muhammadiyah dari awal ada rapat isbat selalu ikut, kecuali pada satu masa dua atau tiga tahun lalu saat pak Suryadharma Ali menjadi Menteri Agama, Muhammadiyah mengirim surat untuk tidak ikut," ujar Din di Istana Kepresidenan, Selasa sore.

Din menjelaskan, pada masa kepemimpinan Surydharma Ali, penetapan awal bulan Ramadhan terkesan dipolitisasi. Kesan itu didapatnya dari keputusan pemerintah yang memanfaatkan pakar-pakar yang secara kultur menjelekkan Muhamamdiyah.

"Seolah pandangan Muhammadiyah itu tidak benar," ujarnya.

Selanjutnya, Din menilai, pada masa Surydharma menjabat, kelompok yang diundang pemerintah sepaham dengan garis pemerintah. Lalu, hasil penetapan 1 Ramadhan dikesankan ada perdebatan.

"Tapi sejak pak Lukman Hakim jadi menteri, beliau datang ke PP Muhammadiyah, lalu menyampaikan dengan syarat-syarat begini. Maka Muhammadiyah ikut lagi sejak tahun lalu," ujar Din.

Meski akan hadir pada sidang isbat kali ini, Din mengungkapkan bahwa Muhammadiyah sudah terlebih dulu menentukan bahwa ibadah puasa dilakukan pada tanggal 18 Juni. Metode yang dilakukan Muhammadiyah adalah dengan hisab atau ilmu pasti.

"Muhammadiyah putuskan jauh-jauh hari. Malam ini ijtima' atau konjungsi, itu matahari pada garis lurus bulan bumi, baru terjadi jam 9 malam lewat sekitar 67 menit nanti setelah matahari terbenam. Berarti malam ini belum bisa dianggap malam pertama ramadhan. Muhammadiyah tetapkan besok malam sebagai malam pertama Ramadhan atau puasa pada Kamis," tutur Din.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com