"Ya kan tentu kita jamin keamanannya, kan pemerintah sudah memutuskan bahwa ditampung paling lama satu tahun. Nanti mudah-mudahan ada solusi. Tapi, selama di sini kan keamanannya pasti kita jamin," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Badrodin Haiti di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Polri juga menjamin keamanan warga lokal mengingat kemungkinan adanya gesekan antara warga lokal dan pengungsi Rohingya.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedho Edhy mengakui adanya potensi konflik sosial antara pengungsi dan warga lokal. Pengungsi Rohingya yang menetap di Indonesia dalam jangka waktu lama dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial bagi warga lokal, apalagi jika para pengungsi tersebut banyak memperoleh bantuan dana dari pihak luar.
"Mungkin awalnya mereka masih akur. Namun, nanti, sementara mereka mendapatkan dana, sedangkan penduduk lokal, apalagi penduduk miskin, tidak mendapatkan apa-apa, maka kecemburuan bisa terjadi," ujar Tedjo.
Oleh karena itu, pemerintah akan menangani para pengungsi dengan komprehensif. Para pengungsi tersebut akan ditampung di lokasi yang baik.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan kembali mendata para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia. Pemerintah hanya menampung pengungsi yang terusir dari negaranya karena perlakuan diskriminatif. Namun, bagi pengungsi yang datang dengan motif mencari pekerjaan, pemerintah akan mengembalikan mereka ke negara asal.
Diperkirakan, ada 1.700 pengungsi Rohingya yang tiba di Indonesia, sementara yang masih berada di laut jumlahnya kurang lebih 7.000 orang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir menyampaikan bahwa target utama pemerintah saat ini adalah menarik 7.000 pengungsi ini untuk segera tiba di daratan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.