Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Menuju Podium di Acara PAN, Jokowi Beri Hormat kepada Prabowo

Kompas.com - 06/05/2015, 22:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo membuat suasana pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional periode 2015-2020 di Balai Sudirman, Rabu (6/5/2015) malam, riuh. Keriuhan itu berawal dari sikap Jokowi yang menghampiri mantan rivalnya saat pemilihan presiden lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebelum menuju podium untuk menyampaikan pidato.

Pantauan Kompas.com, Jokowi yang duduk berjajar dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berdiri saat dipersilakan pembawa acara untuk menyampaikan pidato politik.

Jokowi bergegas berdiri. Ia tak langsung menuju panggung, tetapi berjalan ke arah sebelah kiri, di mana Prabowo sedang berdiri. Jokowi memberikan hormat kepada Prabowo yang membalasnya dengan senyum dan hormat yang sama.

Melihat ini, ratusan kader PAN yang memenuhi ruangan sontak bertepuk tangan. Sejumlah petinggi partai politik, seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto pun ikut tersenyum.

Tak hanya memberikan hormat, Jokowi juga sempat berbincang singkat dan menjabat tangan Prabowo. Jokowi lalu menyalami satu per satu ketua umum partai politik yang hadir. Saat menyampaikan pidato, Jokowi pun mengungkapkan alasannya menghampiri Prabowo.

"Kenapa tadi saya menghampiri Bapak Prabowo? Kenapa tadi saya hampiri Bapak Aburizal Bakrie? Kenapa saya tadi hampiri Bapak Anis Matta?" ujar Jokowi memulai pidatonya.

"Karena pada malam hari ini, saya berbahagia karena yang namanya KMP dan KIH, semuanya hadir bersama di dalam Rakernas PAN dan pelantikan pengurus PAN 2015-2020. Ini yang namanya kebersamaan, ini yang namanya kerukunan, persatuan," ujar Jokowi.

Persatuan itu dianggap Jokowi sebagai suatu hal yang penting. Menurut dia, tanpa persatuan dan stabilitas politik, Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain.

"Sekarang persaingan bukan lagi antarkota, antarmanusia, antarprovinsi, tetapi sudah antarnegara. Kalau ramai terus dalam negeri, tantangan kita semakin berat, terutama ekonomi," katanya.

Dia menilai kompetisi boleh saja dilakukan. Namun, semua elite harus paham waktu untuk berkompetisi dan mengabdi bagi negeri.

"Nanti kalau mau tarung lagi, tarungnya tahun 2019, atau pas pilkada serentak nanti, tapi habis itu sudah kerja lagi untuk bangsa dan untuk rakyat," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com