Dengan besarnya peserta KAA ini, Jokowi menegaskan, aspirasi yang dihasilkan dari konferensi tidak bisa diabaikan oleh siapa pun. Jokowi pun menuturkan, semua negara telah sepakat mengenai inti perjuangan selatan-selatan.
"Yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara Asia Afrika," imbuh dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan bahwa negara-negara Asia-Afrika juga sepakat membentuk jejaring pusat penjagaan perdamaian di kedua kawasan yang dapat memfasilitasi kerja sama peningkatan kapasitas.
"Kita semua mengecam aksi ekstremisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dan mendorong dialog budaya dan agama," ungkap dia.
Selain itu, semua negara Asia-Afrika sepakat meningkatkan perdagangan dan investasi sebagai mesin pendorong perekonomian. Dalam kaitan ini, sebut Jokowi, negara Asia-Afrika akan mendorong sistem perdagangan multilateral yang adil yang pro pembangunan dan inklusif, yang berkontribusi pada pertumbuhan, investasi, dan lapangan kerja, serta yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan.
"Kita menyadari pentingnya sentralitas sektor maritim serta kepentingan strategis Samudra Hindia sebagai jembatan pembangunan ekonomi di Asia dan Afrika. Kerja sama maritim akan menjadi salah satu pilar utama kemitraan strategis baru Asia Afrika," ungkap dia.
Pelaksanaan KAA 2015 yang dimulai dengan Senior Official Meeting pada 19 April dan ditutup dengan pandangan setiap leader akhirnya selesai. Tiga dokumen berhasil dikeluarkan dalam konferensi yang dihadiri 21 kepala negara dan kepala pemerintahan serta delegasi dari 106 negara Asia-Afrika itu. Tiga dokumen itu yakni Pesan Bandung 2015, deklarasi penyegaran kemitraan strategis baru Asia Afrika, dan deklarasi tentang Palestina.