Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Berharap Pemerintah Beri Anggaran untuk Kantor Bawaslu

Kompas.com - 27/02/2015, 14:36 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy menyambut baik inisiatif Badan Pengawas Pemilu menghadap Presiden Joko Widodo untuk meminta disediakannya kantor Bawaslu di semua daerah. Lukman berharap pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk menjawab permintaan Bawaslu selama hal itu dianggap penting.

Lukman menjelaskan, sebelum menghadap Presiden, Bawaslu telah menyampaikan permintaan yang sama pada Komisi II DPR. Pada saat itu Komisi II tidak dapat berjanji akan memenuhi karena Badan Anggaran menyatakan tak ada alokasi anggaran untuk membangun kantor Bawaslu di seluruh daerah.

"Kami apresiasi Bawaslu menghadap Presiden. Kalau dianggap penting, mudah-mudahan pemerintah bisa memberi dana," kata Lukman, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (27/2/2015).

Secara pribadi, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB itu menganggap pentingnya penyediaan kantor Bawaslu di seluruh daerah. Alasannya adalah untuk meningkatkan kinerja, terlebih dalam menjalankan pengawasan saat digelarnya pilkada serentak.

"Itu perlu. Kami sudah coba anggarkan dana tapi belum diakomodir dalam APBN-P 2015," ujarnya.

Di dalam pertemuan dengan Presiden, Ketua Bawaslu Muhammad mengeluhkan soal kantor Bawaslu yang kurang memadai untuk operasional kerja pengawasan pemilu. Saat ini Bawaslu pusat berkantor di gedung milik Sekretariat Negara.

Menurut Muhammad, ada sebuah gedung Pendidikan dan Pelatihan milik Kementerian Keuangan yang terletak di belakang Bawaslu yang bisa digunakan pihaknya. Selama ini, dia melihat gedung itu kurang dimanfaatkan oleh Kementerian Keuangan. (baca: Kantor Tak Memadai, Bawaslu Minta Gedung ke Jokowi)

"Maka kami berharap gedung tersebut bisa digunakan Bawaslu," ucap Muhammad kepada Jokowi.

Dia meminta Presiden menginstruksikan seluruh gubernur di daerah untuk bisa menyediakan lahan untuk pembangunan lahan kantor Bawaslu seluruh Indonesia.

"KPU se-Indonesia sudah punya kantor, tapi Bawaslu satu pun belum," katanya.

Presiden belum langsung menyetujui permintaan Bawaslu itu. Menurut Jokowi, saat ini pemerintah masih melakukan moratorium pembangunan gedung baru. Namun, gedung baru bisa diadakan selama mendapat persetujuan Presiden. (baca: Masih Moratorium, Jokowi Pertimbangkan Beri Gedung Baru untuk Bawaslu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com