"Faktanya hampir semua aklamasi, kecuali Golkar yang beberapa waktu lalu sempat voting. Tapi akhirnya pecahan Partai Golkar itu melakukan aklamasi," kata Dradjad dalam diskusi Tren Aklamasi dan Regenerasi, di Kompleks Parlemen, Senin (12/1/2015).
Dradjad mengatakan, baik aklamasi mau pun voting merupakan mekanisme pemilihan yang demokratis. Namun, mekanisme voting kerap menimbulkan perpecahan. Ia mencontohkan, proses pemilihan ketua umum Golkar dengan sistem voting setidaknya telah melahirkan tiga partai baru yang menjadi sempalan partai itu, yaitu Nasdem, Hanura, dan Gerindra. Namun, ketiga partai sempalan itu akhirnya tetap memilih jalan aklamasi dalam memilih ketua umumnya.
"Dengan pengalaman seperti itu, apakah voting dipertahankan hingga akhir atau diupayakan aklamasi demi persatuan, agar kepentingannya bagaimana partai tetap utuh dan menang dalam pemilu," kata Dradjad.
PAN dijadwalkan akan menggelar kongres untuk menentukan ketua umum pengganti Hatta Rajasa pada Februari 2015 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.