Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian AirAsia Berbekal Informasi Minim

Kompas.com - 29/12/2014, 17:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak Minggu (29/12/2014) kemarin menemui kendala sejak awal. Tidak ada petunjuk terkait keberadaan selain titik di mana pesawat itu melakukan kontak terakhir kali sebelum dinyatakan hilang.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir mengatakan, seluruh armada pencari yang diterjunkan hanya berbekal pada lokasi yang disebut oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai titik terakhir pesawat itu hilang kontak. Lokasi itu di sekitar perairan Belitung.

"Tapi itu asumsi. Kita enggak tahu apakah benar ketemunya akan di lautan atau darat," ujar Manahan di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/12/2014).

Manahan mengatakan, kondisi tersebut jadi kendala utama. Adapun kendala lainnya yakni kurangnya informasi soal kondisi cuaca, arah angin serta arus laut saat pesawat dinyatakan hilang kontak. Data itu, lanjut Manahan, diperlukan untuk memprediksi keberadaan fisik pesawat.

Saat ini, pola pencarian didasarkan di tiga titik di perairan Belitung. Tiga titik itu berdasarkan perkiraan dari Komando Armada TNI Wilayah Barat (Koarmabar), Basarnas dan Lapangan Udara Pontianak.

Manahan melanjutkan, TNI mengoptimalkan pantauan visual melalui pesawat patroli. Tak hanya itu, TNI juga mengoptimalkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang memiliki fasilitas pendeteksi bawah laut demi mencari tanda-tanda keberadaan fisik pesawat.

"Di setiap pesawat ada ELT (Emergency Located Transmitter). Kalau terjadi benturan, dia mengeluarkan sinyal lokasi. Personel kami juga siaga sewaktu-waktu mendapatkan sinyal itu," ujar Manahan.

Seperti diberitakan, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk.

Namun, tak lama setelah itu pesawat hilang dari radar. Pesawat Airasia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan 1 orang balita. Di dalam pesawat itu, ada pula warga negara asing penumpang dan awak kabin yakni Singapura 1 orang, Inggris 1 orang, Malaysia 1 orang, Korea Selatan 3 orang, dan Perancis 1 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com