Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil-kecil, Mereka Sudah "Melek" Korupsi

Kompas.com - 14/12/2014, 14:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi beberapa waktu lalu menyatakan, pendidikan antikorupsi harus diterapkan mulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Begitu juga menurut Indonesia Corruption Watch yang menilai sikap antikorupsi perlu ditanamkan sejak usia dini. Ternyata, sejumlah anak yang mengikuti lomba menggambar yang digelar ICW sudah "melek" dengan apa yang dimaksud korupsi.

Lomba tersebut merupakan bagian dari acara yang digelar ICW di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (14/12/2014).

Seperti yang diutarakan Gilang, seorang siswa kelas empat sekolah dasar di kawasan Jakarta Selatan. Menurut dia, korupsi sama dengan mencuri menggunakan strategi. "Mereka mencuri uang negara, dengan strategi," kata Gilang sambil menyelesaikan gambarnya.

Dalam lomba ini, Gilang menggambar sejumlah ikon yang kerap dihubungkan dengan korupsi, seperti tikus, gedung KPK, dan orang yang berteriak dari dalam sel. Tak hanya itu, Gilang juga menggambar seseorang mengenakan rompi oranye yang terlihat dijaga oleh dua petugas berseragam KPK di belakangnya.

Sementara itu, Fadil yang bersekolah di SD Pondok Bambu mengartikan korupsi sebagai perilaku yang tidak jujur. Ia lantas menorehkan contoh korupsi melalui gambar yang dibuatnya.  "Korupsi itu tidak jujur. Menyontek, perilaku yang tidak jujur," kata murid kelas 5 sekolah dasar itu.

Dalam gambar yang dibuatnya, Fadil membagi kertas menjadi dua bingkai. Dalam bingkai pertama, terlihat tiga anak berseragam putih-merah sedang ujian. Fadil menceritakan bahwa mereka saling menyontek dalam ujian. Kemudian, dalam bingkai kedua, ketiga anak itu terpergok menyontek oleh guru sehingga diberi hukuman.

Menurut ICW, peran orangtua sangat besar dalam menumbuhkan karakter antikorupsi pada anak. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Hesti, seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Pulo Gebang, Jakarta Timur. Menurut dia, sejak dini anak-anak harus diajarkan untuk selalu bertindak dan berkata jujur.

"Nomor satu, pendidikan agama harus dibentuk. Agamanya harus kuat dulu," ujar Hesti.

Hesti pun punya cara sendiri menguji kejujuran anaknya. Ia kerap menyuruh puterinya yang masih bersekolah di taman kanak-kanak untuk belanja di warung. "Suka ngetes anak ke warung, kita kasih uang berapa nanti kembaliannya berapa. Sesuai enggak," kata Hesti

"Soal mainan juga. Kalau mainan temannya saja dia takut ngambil, yang lebih gede dia bakal lebih takut lagi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com