Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipecat dari Ketua DPD Golkar Riau, Indra Datang Munas Agung cs

Kompas.com - 06/12/2014, 20:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indra Adnan hadir sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Riau ke Musyawarah Nasional IX Partai Golongan Karya versi Agung Laksono cs, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (6/12/2014). Indra tetap merasa sebagai peserta Munas dengan suara yang sah meskipun sudah dipecat oleh Aburizal Bakrie menjelang Pemilihan Gubernur Riau, sekitar setahun yang lalu.

"Sampai saat ini, saya tetap merasa sebagai Ketua DPD Riau yang sah," kata Indra di lokasi, menjelang pembukaan Munas. Indra merasa pemecatannya ilegal karena dilakukan secara sepihak oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.

Pemecatan itu, kata dia, tidak melewati mekanisme sebagaimana mestinya, yakni melalui Mahkamah Partai. Indra juga tak pernah mendapatkan alasan yang jelas di balik pemecatannya.
"Tiba-tiba saja nama saya digantikan," ujar Indra.

Dia mengaku sempat datang dalam Munas Golkar di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu sebagai Wakil Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). Namun dia juga tidak dibolehkan memasuki arena Munas. Merasa diperlakukan sewenang-wenang, akhirnya Indra memutuskan untuk datang dan mesukseskan penyelenggaraan Munas di Ancol ini.

Indra meyakini, Munas ini sah dan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. "Saya sayang dengan Golkar, saya ingin mengembalikan Golkar ini kepada marwahnya dan kepada konstitusi," ujar Indra.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pengurus Golkar di daerah, akan ada tiga calon ketua umum yang bertarung. Mereka adalah Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. [Baca: Tiga Calon yang Bertarung di Munas Ancol Sudah Dapat Restu JK]

Munas ini merupakan bentuk perlawanan sejumlah kader Golkar yang berseberangan dengan Aburizal Bakrie, yang baru saja terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com