JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Chazali Situmorang mengatakan, fisik 'kartu sakti' yang baru diluncurkan memang tidak melalui lelang atau tender.
"Kan pencetakan kartu itu nilainya di bawah Rp 200 juta. Jadi enggak apa-apa penunjukan langsung, enggak ditender," ujar Chazali di kantornya, Selasa (18/11/2014).
Chazali mengatakan, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) merupakan program andalan Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, gerak awal pelaksanaan harus sesegera mungkin sehingga pencetakan fisik kartu juga dikebut.
"Itu sudah wewenang kuasa pengguna anggaran. Asalkan, tetap sesuai peraturanlah," ujar Chazali.
"Namanya presiden kan enggak mau tahu. Ya kami di bawah harus kerja cepat ikut ritme beliau," lanjut dia.
Chazali mengakui, lantaran waktu yang mepet itu, harga fisik kartu menjadi lebih mahal. Namun, dia menganggap hal tersebut sebagai resiko kerja.
Diberitakan, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memertanyakan tender fisik kartu pada program kartu sakti Jokowi. Sebab, program itu tidak dikoordinasikan terlebih dahulu dengan DPR RI.
"Kartunya saja itu kan mesti ditender. Kartu itu satu bisa seharga Rp 5.000. Ini Rp 5.000 kali 15 juta orang, sudah berapa coba?" ujar Fahri di kompleks parlemen, Rabu (5/11/2014).
"Program di atas 1 milyar saja harus ditender, apalagi yang triliunan. Kan negara ini enggak main-main ya," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.