Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang HUT Ke-50, Golkar Menjamu Makan Malam Tamu Asing

Kompas.com - 27/10/2014, 21:11 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang perayaan ulang tahun ke-50 Partai Golkar, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mengadakan jamuan makan malam di Four Season Hotel, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2014). Selain dihadiri sejumlah petinggi partai, acara tersebut juga dihadiri sejumlah tamu asing.

"Acara ini persiapan kita buat ulang tahun Golkar besok. Kami undang beberapa tamu perwakilan luar negeri dan pimpinan politik," ujar Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham di lokasi tersebut, Senin malam.

Beberapa tamu undangan yang masuk dalam daftar hadir itu meliputi Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Attiya Mahmood, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, dan Ketua Partai Komunis China Yuan Zhibing.

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, yang menjadi pembicara dalam acara tersebut, bertutur tentang sejarah Golkar sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto hingga saat ini. Ia juga menjelaskan bahwa Partai Golkar saat ini memilih berada di luar pemerintahan.

"Kami siap mengkritisi dan mengawal pemerintah apabila ada kebijakan yang tidak pro-rakyat," kata Ical, sapaan Aburizal.

Pada Selasa (27/10/2014) besok, Partai Golkar akan mengadakan acara perayaan HUT ke-50 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Aburizal mengatakan, acara tersebut diperkirakan dihadiri oleh sekitar 8.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com