Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Pilkada Langsung, SBY dan Demokrat Dinilai Ingin Bangun Citra Positif

Kompas.com - 18/09/2014, 20:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa, menilai, sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat yang akhirnya mendukung pemilihan kepala daerah tetap dipilih secara langsung oleh rakyat punya motif dan tujuan tertentu. Berubahnya sikap Demokrat terkait mekanisme pemilihan kepala daerah ini mendapat respons positif. (Baca: Demokrat: Dukung Pilkada Langsung bukan karena Jokowi-JK, melainkan agar Rakyat Senang)

"SBY dan Demokat ingin membangun citra yang positif dari dukungan ini. Mereka melihat bahwa dukungan publik terhadap pilkada ini begitu tinggi," kata Ardian, di Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Apalagi, kata dia, SBY kini berada pada masa akhir pemerintahannya. (Baca: Dukung Pilkada Langsung, Ini 10 Syarat yang Diminta Demokrat)

"Karena ketika keinginan partai tidak sesuai dengan konstituen, dia akan ditinggal pendukungnya," tambah Ardian.

Ardian mengatakan, seharusnya hal ini tidak hanya disadari oleh Partai Demokrat. Dia berharap,  partai lainnya yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih bisa mempertimbangkan aspirasi rakyat. (Baca: Priyo Terkejut Demokrat Dukung Pilkada Langsung)

"Ini bukan hanya berlaku bagi Demokrat saja, tapi citra Koalisi Merah Putih akan buruk jika terus menentang keinginan rakyat," ujarnya.

Selain ingin membentuk citra positif, menurut Ardian, perubahan haluan SBY dan Demokrat ini ada hubungannya dengan dukungan terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang. (Baca: Dukung Pilkada Langsung, Demokrat Bantah Ada "Deal" dengan Jokowi)

Sebelumnya, secara pribadi, SBY menyatakan mendukung pilkada langsung. Belakangan, sikap SBY itu diikuti Demokrat dan akan diteruskan Fraksi Demokrat di DPR. Sikap Demokrat tersebut mengubah peta politik di DPR. Kini, mayoritas fraksi di DPR memilih agar kepala daerah tetap dipilih langsung oleh rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com