Menjadi pembicara dalam kuliah umum di auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jokowi bercerita soal tumpang tindih itu dengan kisah kesulitannya memperbaiki jalan rusak saat dia menjadi Wali Kota Surakarta.
"Ada lubang di jalan gede banget, tapi ndak bisa diperbaiki. Kepala Dinas Pekerjaan Umum saya sampai pusing itu ndak bisa perbaiki itu," ujar Jokowi.
Jalan itu tak bisa diperbaiki oleh instansi di tingkat kotamadya, lanjut Jokowi, karena statusnya merupakan jalan negara yang merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum.
"Hanya karena itu coba, bayangkan! Betapa hal yang harusnya dibuat sederhana malah jadi ribet. (Padahal), jalan rusak begitu yang dicaci-maki kan saya," ujar Jokowi.
Di sisi lain, kata Jokowi, Kementerian Pekerjaan Umum pun tak kunjung memperbaiki jalan tersebut, dengan alasan yang dia tak ketahui.
Akibatnya, tutur Jokowi, lubang di jalan itu tetap saja menganga. Tak jarang, kata dia, jatuh korban jiwa karena terperosok lubang tersebut.
Jokowi berjanji akan mempertimbangkan pengalamannya saat menjadi wali kota itu dalam pengambilan kebijakan setelah kelak dilantik menjadi presiden.
"Aturan-aturan yang seperti itu yang mau saya pangkas atau paling tidak disederhanakanlah. Saya ingin semua peraturan tidak tumpang tindih agar penyelesaiannya cepat," janji Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.