Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Jaket Kulit di Acara Jokowi, Adian Napitupulu Malah Diusir Paspampres

Kompas.com - 08/09/2014, 21:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu diusir oleh orang yang mengaku sebagai Paspampres dari acara peluncuran single Slank bertajuk "Indonesia WOW" di Auditorium RRI, Jakarta, Senin (8/9/2014).

Dalam acara yang dihadiri presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) itu, Adian, sebagai tim debat capres Jokowi, mendapat undangan dari manajemen Pulau Biru.

"Dalam undangan, tidak ada dress code tertentu, artinya undangan dibebaskan untuk menggunakan pakaian dengan batas kepatutan," ujar Adian dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.

Meski sebagai undangan resmi dalam acara tersebut, ketika masuk ke tempat acara, Adian mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan. Ia dipaksa untuk membuka jaket kulit yang dikenakan, dan berakhir dengan pengusiran.

Padahal, sebelum masuk, ia sudah menjalani serangkaian pemeriksaan seluruh tubuh hingga tasnya. "Ketika saya meminta ID card (identitas), orang meminta saya melepas jaket, tetapi dia tidak menunjukan identitas apa pun selain menyebut namanya Ryan," katanya.

Saat datang ke acara, Adian mengenakan jaket kulit. Namun, kalau masalah jaket, ia melihat para undangan yang datang menggunakan berbagai macam jenis dan model pakaian, ada jas, batik, kemeja, tapi tidak sedikit juga yang menggunakan kaus oblong, bahkan kaus "you can see" hingga rok mini di atas lutut.

"Saya tidak melihat perlakuan yang dilakukan terhadap saya juga dilakukan pada undangan lain yang menggunakan pakaian berlapis, apakah itu jas, blazer, ataupun jaket," ujar Adian.

Ia heran dan tidak habis pikir dengan insiden yang ia alami. Sebab, jika dilihat dari segi keamanan, posisi duduknya berada di baris paling akhir di samping deretan kamera wartawan televisi.

"Jika dicurigai membahayakan presiden terpilih Jokowi, dari posisi duduk yang jauh tentu kecurigaan itu tidak masuk akal," ungkapnya.

Selain itu, Adian juga merupakan anggota DPR terpilih, anggota tim debat Jokowi dari Cemara 19, sekaligus sebagai Jurkamnas PDI Perjuangan. Karena itu, seharusnya tidak ada alasan Adian dicurigai berpotensi melakukan hal negatif terhadap Jokowi.

"Saya  ini mendukung Jokowi tidak hanya saat pilpres, tapi juga sejak beliau menjadi calon gubernur. Kenapa masih dicurigai?" selorohnya.

Menurut Adian, bila hanya karena jaket kulit ia dicurigai sebagai orang yang membahayakan keselamatan Jokowi, jelas itu tidak masuk akal. "Ini kecurigaan yang membabi buta dan tidak berdasar," ujarnya.

Ia yakin insiden pengusiran ini bukan kehendak Jokowi, yang selama ini ia dukung. Namun, ia juga menilai insiden ini bukan kesalahpahaman biasa. "Ini bukan kesalahpahaman biasa," kata Adian tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ia menegaskan, selama ini ia mendukung Jokowi adalah untuk perubahan Indonesia, bukan untuk mengubah bajunya.

"Saya berjuang untuk Jokowi untuk perubahan di Indonesia, bukan mengubah baju saya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com