Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Mental Jokowi Sulit Dilakukan Jika Ada Kendali Parpol

Kompas.com - 02/09/2014, 23:13 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan misi revolusi mental akan menghadapi tantangan adanya kendali partai politik pada tingkat kementerian, kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Achmad Nurmandi.

"Misi revolusi mental bisa menjadi beban berat bagi pemerintahan Jokowi-JK karena perilaku predator politisi di tingkat kementerian bisa menjadi penghambat jalannya misi tersebut," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Pada simposium "Jalan Perubahan untuk Indonesia Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian 2014-2019", ia mengatakan perilaku predator politisi pada kementerian itu bisa menyulitkan Jokowi-JK untuk menciptakan pemerintahan yang profesional dan efektif.

"Jokowi-JK sudah mengkampanyekan melalui misi revolusi mental bahwa pihaknya akan membentuk kabinet profesional. Namun, hal itu tampaknya tidak bisa berjalan ringan, mengingat adanya kendali parpol di tingkat kementerian, seperti yang terjadi di kementerian sekarang," katanya.

Menurut dia, hal tersebut merupakan tantangan berat yang dihadapi Jokowi-JK di pemerintahan pusat, karena jika diperhatikan sebagaimana pada kabinet sekarang, khususnya di tingkat kementerian tidak bisa terlepas dari kendali parpol.

"Oleh karena itu, revolusi mental yang menjadi misi Jokowi tidak mudah direalisasikan dalam penyusunan struktur kabinet dan pembentukan kabinet profesional," kata dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY itu.

Ketua Forum Ilmuwan Indonesia Tulus Warsito mengatakan Jokowi-JK harus memilih orang yang mengerti teori dan lapangan. Hal itu untuk menyesuaikan efektivitas dari cara kerja Jokowi-JK.

"Untuk menyesuaikan efektivitas dari cara kerjanya, Jokowi-JK hendaknya memilih orang-orang yang mengerti teori dan menguasai lapangan," kata Guru Besar Hubungan Internasional UMY ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com