JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat memaklumi keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir masa jabatannya. Ia juga menilai kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini belum tepat lantaran adanya kenaikan harga komoditas lainnya yang sudah dilakukan.
"Tahun ini berturut-turut sudah ada kenaikan harga barang, seperti elpiji, tarif dasar listrik. Itu jadi salah satu pertimbangan pemerintah," kata Hidayat di Jakarta, Senin (1/9/2014) malam, seperti dikutip Antara.
Menurut dia, dengan pertimbangan itu, pemerintahan SBY tidak ingin membebani masyarakat lagi pada tahun ini.
"Mungkin nanti giliran pemerintah yang baru untuk menaikkan harga BBM," katanya.
Politisi Partai Golkar itu menambahkan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak menutup kemungkinan dilakukan tak lama seusai pelantikan presiden-wapres terpilih Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Oktober mendatang.
Menurut dia, kenaikan harga BBM harus dilakukan bertahap agar kenaikan inflasi bisa diminimalisasi dan situasi ekonomi tetap kondusif.
Sementara itu, terkait besaran kenaikan harga BBM yang ideal, Hidayat tidak berkomentar secara spesifik.
"Semua perhitungan sudah ada. Simulasi kenaikan berapa dengan segala dampaknya. Untuk memutuskan kapan dan berapa kenaikannya, itu keputusan politik," katanya.
Ia pun mengingatkan pemerintah baru untuk mempersiapkan kompensasi bagi masyarakat miskin jika dilakukan kenaikan harga BBM nantinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.