Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pak Harto sampai Pangeran Charles, Penyumbang Pesantren Mertua Anas

Kompas.com - 29/08/2014, 06:34 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pondok Pesantren Krapyak Attabik Ali mengungkap sumber penghasilannya selama ini, sebagai upaya membuktikan asal uang miliaran rupiah yang dia pakai untuk membeli dua bidang tanah di Mantrijero, Yogyakarta.

Pembuktian tersebut dilakukan Attabik untuk menepis sangkaan bahwa uang yang dipakai membeli lahan itu berasal dari menantunya, Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Bersaksi dalam sidang yang menempatkan Anas sebagai terdakwa, Kamis (28/8/2014), Attabik mengatakan salah satu sumber pendapatannya adalah sumbangan. Nama-nama tokoh pun berseliweran dalam kesaksian di persidangan kasus dugaan korupsi terkait proyek Hambalang ini.

Dari Soeharto sampai Pangeran Charles

Attabik menyebut nama mantan Presiden Soeharto, sebagai salah satu penyumbang itu. Setelah lengser dari kursi presiden, kata dia, Soeharto menyumbang Rp 1 miliar ke pesantrennya. "Yang saya ingat Pak Harto sudah lengser, saya dipanggil, dikasih Rp 1 miliar. Tarmizi Taher (mantan Menteri Agama, red) juga ngasih, tapi banyaknya lupa," ucap Attabik di persidangan.

Menurut Attabik, pemberian sumbangan tersebut sebagian didokumentasikan dan sebagian yang lain tidak. Uang-uang sumbangan itu, ujar Attabik, diserahkan ke pondok pesantren.

Dibantu putrinya, Dina Zad, Attabik memperlihatkan foto sejumlah orang penting yang memberikan sumbangan kepada pesantren ini. Dari foto-foto yang ditunjukkan di persidangan tersebut, terdapat foto wakil presiden terpilih Jusuf Kalla, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono.

Ada pula foto putri Soeharto, Siti Hardiati Rukmana, para duta besar dari negara-negara sahabat, hingga dari Pangeran Charles, anak Ratu Inggris Elizabeth II. "Yang tak terdokumentasi, Pak Prabowo, dateng. Bapak kayak jadi rujukan yang nyalon-nyalon gitu," kata Dina.

Selain dari sumbangan, Attabik mengaku juga berbisnis pencetakan kamus. Menurut dia, usaha tersebut menghasilkan pendapatan miliaran rupiah pula. "Kalau dihitung hitung mungkin sekitar Rp 10 miliar," ucap dia.

Pembelian lahan

Attabik membeli dua lahan di Matrijeron dengan empat barang. Keempat barang itu adalah pertukaran tanah, 20 batang emas dengan berat masing-masing 100 gram, uang rupiah, dan uang dollar AS.

Pembayaran uang, kata Attabik, dilakukan dalam tiga kali. Pada 15 Juni 2011, sebut dia, berupa 184 dollar AS dan Rp 5,4 juta. Pada 14 Juni 2011 sebesar 1.190.100 dollar AS, dan kemudian dengan uang 290.000 dollar AS dan emas batangan 2000 gram pada 14 Agustus 2014.

Attabik mengaku lebih suka membayar secara tunai dibandingkan melalui transfer bank karena trauma terhadap bank. "Hubungan dengan bank saya batasi pada urusan yang kecil-kecil saja, di bawah ratusan juta. Kenapa,  karena sekitar tahun 1967 pernah uang saya, saya masukan semua ke bank, tiba-tiba bank itu tidak bayar, jatuh miskin saya. Bank Kosgoro namanya," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com