Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen: PAN Akan Gelar Rakernas jika Ubah Arah Koalisi

Kompas.com - 21/08/2014, 14:42 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno mengaku tidak tahu adanya sinyal partai ini untuk pindah haluan mendukung koalisi Jokowi-Jusuf Kalla. Menurut Teguh, jika hal ini benar harus diputuskan di forum resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

"Saya belum tahu, tapi kalau sampai ada keputusan bergabung dengan Jokowi itu harus ada keputusan di forum seperti Rakernas. Tapi sampai saat ini saya belum mendapat informasi itu akan diadakan, apakah itu Rakernas atau Kongres 2015," ujar Teguh di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Hal ini, kata Teguh, serupa dengan putusan PAN untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang juga diputuskan pada forum Rakernas. "Ketika kita bergabung ke Prabowo kan melalui forum Rakernas," katanya.

Menurut Teguh, kemungkinan adanya komunikasi antara petinggi partai PAN dan koalisi Jokowi-JK bisa saja terjadi. Namun ia yakin keputusan untuk berpindah haluan tidak akan diambil begitu saja dalam ruang komunikasi tersebut.

"Jadi begini, komunikasinya sudah, kemudian nanti penegasannya melalui forum Rakernas ya itu mungkin saja (bergabung). Tapi harus ada itu, kalau tidak akan diprotes oleh kader-kader dibawah, karena ketika kita memutuskan bergabung itu harus melalui forum," tegasnya.

Namun hingga kini, ia menilai sinyal dari Ketua Umum PAN Hatta Rajasa masih akan tetap konsisten bersama koalisi merah putih. Teguh mengakui posisi PAN untuk berpindah haluan memang dilematis. Mengingat di koalisi merah putih PAN merupakan "pengantin" yang membuat pilihan untuk berpindah menjadi sulit.

"Justru yang harus dilihat disini kan posisi PAN sebagai pengantin. Kita punya pengantin, maka kalau dihitung ya mestinya pilihannya menjadi lebih sulit buat PAN," katanya.

Meski demikian, Teguh mengatakan jika kongres PAN 2015 menghendaki PAN bergabung dengan pemerintahan yang baru, hal tersebut masih dimungkinkan mengingat kongres sebagai forum tertinggi dalam partai ini.

"Nah kan masih ada waktu dari putusan MK hari ini sampai pelantikan Oktober kan masih panjang jadi ceritanya masih samar-samar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com