Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa yang Dilakukan Prabowo Harus Sesuai Kehendak Rakyat, Bukan Kehendak Sendiri"

Kompas.com - 21/07/2014, 18:54 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gerakan Pemuda Ansor meminta kepada calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto, agar mengikuti saran Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siradj untuk tidak melapor ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pemilu Presiden 2014 yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (22/7/2014) besok.

"Prabowo harus ya'lamuuna taf'aluun. Harus tahu apa yang harus dilakukan sesuai kehendak rakyat, bukan kehendak sendiri," ujar Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, seperti yang termuat pada pesan elektronik yang diterima Kompas.com, Senin (21/7/2014).

Menurut Nusron, sikap tidak melaporkan hasil pilpres ke MK, merupakan sikap yang jantan dan akan memudahkan proses rekonsiliasi. "Saya kira itu yang dikehendaki rakyat," ujar Nusron.

Nusron juga mengatakan, GP Ansor akan mempelopori silaturahim nasional antar-komponen bangsa setelah sempat berbeda pendapat selama pilpres. GP Ansor akan mulai melakukan silaturahim dengan internal NU, di antaranya Said Aqil Siradj, kemudian akan dilanjutkan ke para pendukung Prabowo lainnya. Hal itu dilakukan demi bangsa ke depan yang lebih baik.

"Energi kita lebih baik kita gunakan untuk membangun bangsa secara bersama-sama," kata Nusron.

Seperti yang diberitakan media, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj meminta kepada kedua kandidat capres cawapres agar dapat menerima apa pun hasil yang diumumkan KPU tanpa perlu menggugat ke Mahkamah Konstitusi.

"Yang kalah harus legowo, yang menang jangan sombong," ujar Said, Senin (21/7/2014). "Menurut saya tidak perlu ke MK. Percuma, tidak efektif," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com