Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Luar Negeri di Hongkong Pakai Ricuh, Ternyata Partisipasi Pemilih Rendah

Kompas.com - 19/07/2014, 01:56 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat pleno rekapitulasi suara pemilihan umum di luar negeri yang digelar Komisi Pemilihan Umum, Jumat (18/7/2014) malam, mendapati rendahnya partisipasi pemilih di Hongkong.

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hongkong melaporkan, partisipasi pemilih di Hongkong hanya mencapai 15,42 persen jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap.

Rapat pleno ini mendapati ada 114.662 pemilih dengan rincian 583 laki-laki dan 114.079 perempuan terdaftar dalam DPT. Dari total pemilih terdaftar di DPT, hanya 25.424 pemilih yang memakai hak pilihnya.

PPLN Hongkong menyediakan pula surat suara cadangan sebanyak 2 persen DPT sehingga total surat suara di tempat pemungutan suara luar negeri ini mencapai 116.876 lembar. Dari total surat suara ini, surat suara yang terpakai 41.924 lembar dengan 41.684 suara dinyatakan sah dan 240 suara tidak sah.

Anggota KPU Juri Ardiantoro mengatakan bahwa memang terjadi antrean panjang pada hari pemungutan suara, 9 Juli 2014, di Victoria Park, TPSLN di Hongkong. Namun, kata dia, penutupan TPSLN ini dilakukan ketika antrean sudah habis.

"Karena kami pastikan kepada seluruh penyelenggara di sana, 'Ada pemilih yang masih ngantre atau enggak?'. Mereka bilang, 'Sudah tidak ada pemilih'," kata Juri di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Juri mengatakan, PPLN Hongkong sudah melayani hak warga negara untuk menggunakan suaranya dalam pemilu presiden. Dia menyebutkan pula, penyelenggara juga menjalankan prosedur sebagaimana mestinya.

Sebelumnya diberitakan, pemungutan suara luar negeri di Hongkong sempat diwarnai kericuhan. Kontroversi pun sempat terjadi karenanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com