Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perludem Sebut Kekhawatiran Masyarakat di Pilpres Kali Ini Berbeda

Kompas.com - 11/07/2014, 15:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Agustyati, menilai, pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 berbeda dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 maupun pelaksanaan pemilu-pemilu sebelumnya. Perbedaan tersebut terlihat dari potensi kericuhan yang mungkin terjadi sebagai dampak pelaksanaan pemilu itu sendiri.

Pada umumnya, Khoirunnisa mengatakan, kekhawatiran masyarakat dan penyelenggara pemilu timbul apabila kerusuhan terjadi akibat proses distribusi logistik pemilu terganggu, seperti surat suara yang tak datang tepat waktu, jumlahnya yang kurang maupun jumlahnya yang melebihi batas maksimal yang ditentukan. Sekarang, kekhawatiran itu justru timbul akibat keberadaan hitung cepat atau quick count yang dilaksanakan lembaga survei.

"Kemarin kekhawatiran itu terjadi karena kericuhan akibat surat suara yang tertukar, distribusi logistik yang bermasalah, dan sebagainya. Sekarang kekhawtiran itu justru akibat hasil quick count," kata Khoirunisa saat diskusi bertajuk Buka Informasi Pelaksanaan Hitung Cepat di Tranparency International Indonesia (TII), Jumat (11/7/2014).

Khoirunnisa menuturkan, perbedaan hasil hitung cepat dianggap ampuh membuat ekskalasi politik meningkat. Terlebih lagi, kata dia, masing-masing tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mengklaim jika hasil hitung cepat lembaga yang memenangkan pasangan yang mereka dukung paling benar.

Kondisi seperti itu, lanjut Khoirunnisa, diperparah dengan adanya pernyataan masing-masing tim sukses yang bernada menyerang tim sukses lain sehingga membuat tim sukses lain yang diserang menjadi marah.

"Kita tidak menduga bahwa hitung cepat justru yang membuat kekhawatiran pada pilpres kali ini," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil hitung cepat 11 lembaga survei, tujuh di antaranya menyatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Tujuh lembaga survei itu adalah Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS, Radio Republik Indonesia, dan Saiful Mujani Research Center.

Sementara itu, empat lembaga survei yang mendapatkan kemenangan untuk Prabowo-Hatta adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Indonesia, dan Jaringan Suara Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD DPR Buka Opsi Panggil Anak SYL, Indira Chunda Thita yang Pakai Duit Korupsi Ayahnya untuk 'Skin Care'

MKD DPR Buka Opsi Panggil Anak SYL, Indira Chunda Thita yang Pakai Duit Korupsi Ayahnya untuk "Skin Care"

Nasional
16 Kloter Jemaah Haji Indonesia Gelombang 2 Tiba di Jeddah

16 Kloter Jemaah Haji Indonesia Gelombang 2 Tiba di Jeddah

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, Demokrat Buka Pintu untuk Sudirman Said, Tutup Rapat untuk Anies

Soal Pilkada Jakarta, Demokrat Buka Pintu untuk Sudirman Said, Tutup Rapat untuk Anies

Nasional
Pemerintah Ancam Denda Platform Digital Rp 500 Juta untuk Tiap Konten Judi Online

Pemerintah Ancam Denda Platform Digital Rp 500 Juta untuk Tiap Konten Judi Online

Nasional
Pertimbangkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Demokrat: Anies Tak Masuk Radar Kami

Pertimbangkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Demokrat: Anies Tak Masuk Radar Kami

Nasional
Skenario Sikap Politik Partai Banteng

Skenario Sikap Politik Partai Banteng

Nasional
Kala Prabowo Koreksi 2 Istilah Sekaligus, Makan Siang Gratis dan 'Presidential Club'...

Kala Prabowo Koreksi 2 Istilah Sekaligus, Makan Siang Gratis dan "Presidential Club"...

Nasional
Mencuat Usulan Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta dari Internal, PKS Segera Bahas

Mencuat Usulan Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta dari Internal, PKS Segera Bahas

Nasional
Pengusaha Tambang Gugat KPK Usai Jadi Tersangka di Kasus Gubernur Maluku Utara

Pengusaha Tambang Gugat KPK Usai Jadi Tersangka di Kasus Gubernur Maluku Utara

Nasional
KPK: Sekjen DPR Deklarasikan Diri Jadi Tersangka karena Gugat Praperadilan

KPK: Sekjen DPR Deklarasikan Diri Jadi Tersangka karena Gugat Praperadilan

Nasional
Pesawat Garuda Indonesia Pengangkut Jemaah Haji Rusak Lagi, Kemenag: Kita Tegur Keras!

Pesawat Garuda Indonesia Pengangkut Jemaah Haji Rusak Lagi, Kemenag: Kita Tegur Keras!

Nasional
Jokowi Beraktivitas di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Beraktivitas di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Kekagetan Golkar Usai Bobby Nasution Lebih Pilih Gerindra, padahal Sempat Lempar Kode

Kekagetan Golkar Usai Bobby Nasution Lebih Pilih Gerindra, padahal Sempat Lempar Kode

Nasional
Sudirman Said Siap Lawan Anies pada Pilkada, Sindir soal Jakarta Dijadikan Batu Loncatan

Sudirman Said Siap Lawan Anies pada Pilkada, Sindir soal Jakarta Dijadikan Batu Loncatan

Nasional
Pembukaan Rakernas PDI-P, Megawati Bakal Sampaikan Pidato Politik Pertamanya Setelah Pilpres 2024

Pembukaan Rakernas PDI-P, Megawati Bakal Sampaikan Pidato Politik Pertamanya Setelah Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com