Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Desak Keppres Peradilan HAM Sebelum Berganti Pemerintahan

Kompas.com - 24/06/2014, 14:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera mengeluarkan keputusan presiden untuk membentuk peradilan HAM ad hoc. Natalius khawatir, ketika salah satu capres ada yang terindikasi melakukan pelanggaran HAM menang dalam pemilu, pupus harapan warga Indonesia untuk memiliki peradilan HAM ad hoc.

"Presiden harus keluarkan keppres peradilan HAM. Dengan demikian, presiden berikutnya tinggal melanjutkan saja karena tidak mungkin presiden (berikutnya) keluarkan peradilan HAM untuk dirinya sendiri," ujar Natalius dalam diskusi di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Natalius mengatakan, dari sekitar 700 saksi dalam kasus pelanggaran HAM, 70 persen di antaranya menginginkan kasus tersebut diselesaikan di ranah hukum. Ia menambahkan, seandainya presiden tidak dapat mengeluarkan keppres tersebut dan capres terduga melanggar HAM terpilih menjadi presiden, proses penegakan hukum atas kasus HAM akan tertunda hingga pemilu presiden berikutnya.

"Kalau salah satu capres menang, nanti mungkin kalau keluarga korban inginkan proses hukum akan tertunda sampai 2019. Kalau yang menang Prabowo, silakan tanya apakah mampu selesaikan kasus pelanggaran HAM?" ujarnya.

Natalius menuturkan, Komnas HAM telah mengajukan surat kepada SBY untuk bertemu. Melalui pernyataan tertulis, lanjutnya, SBY menyampaikan bahwa dirinya tidak punya waktu untuk bertemu.

"Silakan publik interpretasi sendiri apakah enggan selesaikan pelanggaran HAM masa lalu atau bukan," kata Natalius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com