Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Jokowi, Pembangunan Manusia Harus Nomor Satu

Kompas.com - 05/06/2014, 06:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo meyakini sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci kemajuan sebuah negara. Jika terpilih menjadi presiden, Jokowi berjanji akan menomorsatukan pembangunan sumber daya manusia.

"Pembangunan manusia itu mutlak harus dinomorsatukan. Pembangunan yang lain bisa dinomorduakan, dinomortigakan," ujar Jokowi, dalam obrolan santai saat blusukan ke Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Berkaca pada sejarah beberapa negara dunia, pembangunan karakter manusia merupakan program utama sebelum negara tersebut agar bisa berkembang dan akhirnya menjadi negara yang maju. Jokowi menyebutkan hal itu terjadi di Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, dan lain-lain. Kekayaan alam dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, menurut dia, akan sia-sia jika pembangunan manusia luput dari program besar pemerintah.

"Apa yang terjadi? Korupsi, etos kerja yang negatif, terjerumus dalam narkoba, dan lain-lain. Nah, bagaimana caranya? Tak ada lagi selain membenahi pendidikan. Saya yakin jika ingin mengubah bangsa ini, harus lewat itu," ujarnya.

Konkretnya, lanjut Jokowi, memperbarui kurikulum bagi pelajar mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga di perguruan tinggi. Di tingkat SD, porsi pendidikan budi pekerti dan kenegaraan akan diperbanyak. Memasuki SMP hingga SMA, porsi pendidikan eksakta semakin ditambah, sementara porsi budi pekerti dan kenegaraan semakin kurang hingga karakter kebangsaan anak terbentuk.

"Bahkan, kalau perlu ada gerakan bela negara. Masukin anak-anak itu ke pulau, digembleng di sana, keluar sudah bagus semua," ujarnya.

Pembangunan mental dan karakter yang disebut Jokowi sebagai "Revolusi Mental" itu, kata dia, memang membutuhkan waktu lama dan tak mungkin dirasakan dalam waktu satu periode jabatan. Namun, jika tak segera dilakukan, bencana sosial akan melanda Indonesia, setidaknya 10 tahun mendatang.

Tahun 2025, Jokowi menggambarkan, ada bonus demografi di mana manusia berusia produktif lebih banyak daripada usia lanjut. Oleh sebab itu, jika kaum muda tak dibekali kreativitas, daya juang dan daya saing yang tinggi, Indonesia tidak akan pernah berubah.

Jokowi menyadari risiko jika ia menyentuh persoalan dasar semacam itu, akan banyak nada miring selama proses tersebut berjalan. Namun, Jokowi menegaskan, tak ada cara lain selain membangun manusia saat ini untuk memetik buah kesejahteraan pada masa datang.

"Tahun 2025, Indonesia harus tinggal landas," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com