"Saya menerima banyak laporan mereka (kader Golkar) hari ini sangat galau dengan situasi Golkar yang sekarang masih 'jomblo'," ujar Zainal Bintang usai diskusi "Kemana Golkar akan Berlabuh?" di Jakarta, Jumat (16/5/2014), seperti dikutip Antara.
Menurut dia, keresahan kader Golkar terjadi karena melesetnya perolehan partai berlambang pohon beringin itu dalam Pileg. Golkar menargetkan sebesar 35 persen suara (184 kursi). Ternyata Golkar hanya mendapat sekitar 14 persen suara (91 kursi).
"Lebih rendah dari kemarin itu 106 pada Pileg 2009," ujar dia.
Akibatnya, kata Zainal, mereka ingin mengevaluasi perolehan hasil Pileg dan mempertanyakan kinerja Ketua Umum Aburizal Bakrie. Hasil pileg itu membuat Golkar sulit untuk mengusung capres-cawapres sendiri dan harus mencari rekan koalisi.
Ia menambahkan, elektabilitas Aburizal yang cenderung menurun membuat partai politik lainnya tak mau melamar Aburizal sebagai capres maupun cawapres. "ARB tidak dilamar dan diputar balik untuk menjadi cawapres dan minta untuk dilamar, ternyata tidak ada hasil," kata dia.
Menurutnya, keresahan yang terjadi di kader Golkar pun bertambah setelah tindakan Aburizal menemui Joko Widodo di Pasar Gembrong, Johar Baru, Jakarta Pusat pada Selasa (14/5) malam.
"Langkah Aburizal tersebut membuat kami terpukul dan tindakan itu merendahkan harkat dan martabat Partai Golkar. Pertemuan tersebut adalah langkah pribadi tanpa melibatkan pengurus harian DPP Partai Golkar," ucapnya.
"Lalu saat Aburizal menemui Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar itu lebih memilih menggunakan kemeja berwarna putih daripada menggunakan jati diri Golkar yang identik dengan warna kuning," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.