Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Terbang Perdana dengan Pesawat Kepresidenan

Kompas.com - 05/05/2014, 13:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Susilo Bambang Yudhyonono bertolak ke Denpasar, Bali, untuk menghadiri konferensi regional Open Government Partnership (OGP) Asia-Pasifik pada Senin (5/5/2014) siang. Ini merupakan kunjungan kerja pertama Presiden dengan menggunakan pesawat kepresidenan, yang baru saja tiba di Jakarta pada 10 April 2014.

Keberangkatan Presiden tersebut dilakukan seusai menerima kunjungan kehormatan dari Putera Mahkota Brunei Darussalam di Istana Negara. Presiden sempat ditanya wartawan bagaimana rasanya terbang perdana dengan menggunakan pesawat Boeing Business Jet 2 (BBJ-2) itu. "Saya belum bisa jawab karena belum pernah terbang," ujar Presiden yang disambut tawa para menteri dan para wartawan.

Presiden Yudhoyono mengatakan, selama 10 tahun memimpin negara, dia bersyukur akhirnya pemerintah bisa berhemat dengan hadirnya pesawat kepresidenan itu. "Alhamdulillah, enam bulan terakhir bisa menggunakan pesawat yang akhirnya bisa berhemat untuk anggaran kita," kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan, pesawat yang dibeli seharga Rp 840 miliar itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk presiden yang akan datang. Pesawat baru kepresidenan ini dirancang dengan kelengkapan 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat didesain agar dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.

Boeing Business-Jet 2 seri 737-800NG tersebut mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000 kaki selama 10 jam, memiliki kecepatan jelajah maksimum 0,785 mach dan kecepatan maksimum 0,85 mach. Pesawat ini juga dilengkapi perangkat keamanan dan tangki bahan bakar telah ditambah untuk daya jangkau sampai dengan 10.000 kilometer. Dengan kemampuan itu, pesawat ini lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok Tanah Air dan tugas kepresidenan di negara sahabat. Jenis pesawat ini juga digunakan maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia.

Selama tiga hari, pesawat ini akan menemani Presiden Yudhoyono bersama rombongan para menteri yang menghadiri konferensi OGP pada 6-7 Mei 2014 di Nusa Dua, Bali. Indonesia merupakan salah satu negara perintis OGP. Tahun ini, Indonesia memperoleh kehormatan sebagai Ketua OGP da Meksiko sebagai co-chair. Negara lain yang menjadi perintis OGP adalah Brasil, Norwegia, Filipina, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Dibentuk pada September 2011, OGP kini sudah beranggotakan 64 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com