Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurhayati: Konvensi Gagal Angkat Elektabilitas Demokrat

Kompas.com - 14/04/2014, 15:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Nurhayati Ali Assegaf menilai ajang Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat telah gagal mengangkat elektabilitas partai berlambang berlian tersebut. Hal itu dapat dilihat dari perolehan suara Demokrat pada hasil hitung cepat (quick count) oleh berbagai lembaga survei.

"Konvensi capres dilakukan dengan harapan Demokrat bisa mengusung capresnya sendiri. Tapi, hasilnya begini. Konvensi tidak memberikan distribusi apa pun bagi suara Demokrat kemarin. Konvensi gagal angkat elektabilitas Demokrat," kata Nurhayati di Jakarta, Senin (14/4/2014) siang.

Ia mengatakan, perolehan suara Demokrat sebesar 9 persen berdasarkan hitung cepat tidak berasal dari usaha dan perjuangan para capres konvensi. Menurutnya, caleg dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono-lah yang telah mengangkat suara partai nomor urut 7 tersebut.

"Dulu kan kita diprediksi berbagai lembaga survei cuma dapat 4-5 persen, nyatanya kita sekarang dapat 9 persen itu karena caleg kita dan karena Pak SBY sebagai jurkam yang bekerja keras, bukan karena konvensi," ujarnya.

Ia mencontohkan, di daerah pemilihan (dapil) Malang Raya, dia tidak melihat terdapat peserta konvensi yang ikut berkampanye dan mengibarkan bendera Demokrat, kecuali Pramono Edhie Wibowo. Dari dapilnya tersebut, calon anggota legislatif itu menilai bahwa kontribusi peserta konvensi terhadap Demokrat sangatlah kecil.

"Ini saya bukannya mau menyalahkan konvensinya atau peserta konvensinya, tapi ini memang kenyataan," ujarnya.

Hingga kini, Partai Demokrat belum mengumumkan pemenang konvensi capres. Pemenang konvensi diperkirakan akan diumumkan pada awal Mei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com