Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin Didorong Jadi Cawapres

Kompas.com - 13/04/2014, 12:33 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Masyarakat Desa untuk Muhaimin Iskandar (Masa MI) mendesak DPP PKB segera mendeklarasikan Muhaimin sebagai calon wakil presiden 2014-2019. Koordinator Nasional Masa MI, Yakin Simatupang, berpendapat, Muhaimin layak mendapat posisi itu karena memiliki kedekatan dengan masyarakat desa.

"Cak Imin tokoh yang lahir dari orang desa yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Selain itu, Cak Imin sedang mengemban amanah sebagai menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI," kata Yakin saat jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2014).

Menurutnya, sebagai menteri tenaga kerja, Muhaimin banyak mengurus orang miskin yang didominasi penduduk desa.  Muhaimin, menurut Yakin, merupakan tokoh yang dikenal plural dan dekat dengan semua golongan dengan latar belakang berbeda-beda.

Desakan itu muncul sejak hasil quick count (hitung cepat) menyatakan PKB memperoleh 9,4 persen suara dalam pemilu legislatif. "Liat quick count, PKB kayanya ga bisa nyapres, nah langsung kami desak (Muhaimin) jadi wakil presiden," kata Yakin.

Ia menuturkan, siapa pun yang menjadi capresnya, tidak masalah, asalkan  ada titik temu dengan Muhaimin.

Soal pencalonan Rhoma Irama dan Mahfud MD sebagai presiden dari PKB, Yakin menyebut hal itu sebagai strategi partai.  "Itu bukan urusan kami-lah. Soal strategi politik pemilu, itu urusan partai, bagaimana meraih suara. Itulah seni berpolitik," kata Yakin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com