Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa: Konsorsium Partai Akan Kelihatan 1-2 Pekan ke Depan

Kompas.com - 11/04/2014, 20:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa mengatakan, saat ini PAN masih menunggu hasil riil penghitungan suara pemilihan legislatif (pileg), sebelum memutuskan koalisi. Hasil hitung cepat sementara Kompas menunjukkan, PAN memeroleh 7,51 persen suara.

"Koalisi itu enggak ada di presidensiil, adanya konsorsium," kelakar Hatta, di kantornya, Jakarta, Jumat (11/4/2014).

Lantas, dengan partai mana kemungkinan PAN akan bangun konsorsium? Hatta menegaskan, dengan partai manapun yang pasti memiliki kesamaan platform dengan PAN. Menurutnya tidak perlu banyak partai. Yang dibutuhkan adalah banyaknya dukungan.

"Saya sudah bicara dengan semua karena kita tidak mau lagi bicara dagang sapi, kita bicara platform. Tentu kita bicara dengan semua, PDI-P, Gerindra, Demokrat, PKB," kata dia.

Sementara itu, ketika ditanya siapkah menjadi calon wakil presiden dari salah satu kandidat capres, Hatta enggan berkomentar.

"Itu nanti, setelah pileg, seminggu dua minggu baru akan kelihatan," ujarnya.

Menurutnya, berapa perolehan kursi partai baru akan terlihat dalam satu hingga dua pekan ke depan.

Untuk mencalonkan presiden maka harus memenuhi 20 persen suara. Namun, lanjut Hatta, berdasarkan hasil hitung cepat saat ini pun belum ada satu pun partai yang mencapai batas tersebut.

"Kalau bilang 25 persen itu kan popular vote, kalau electoral vote itu 20 persen. Sekarang belum tahu, enggak ada yang tahu (hasil riilnya). Jadi saya kira dalam dua minggu orang akan melihat. KPU juga akan menghitung, baru mulai kelihatan konfigurasinya seperti apa," jelasnya.

Terlepas dari koalisi dan kemungkinan menjadi cawapres, Hatta bersyukur penyelenggaraan pileg tahun ini berlangsung aman. Menurutnya, pesta rakyat kali ini lebih baik dibanding 2009.

"Dan rakyat memberikan suaranya merata kepada partai-patai. Ini juga luar biasa," ujarnya.

Ada beberapa hasil yang tidak sesuai ekspektasi, yang menurut Hatta ini juga membuat pasar saham sedikit kaget. Namun demikian, menurutnya ini barulah hasil hitung cepat yang masih memiliki margin error 1 persen.

"Maka partai-partai yang mencalonkan presiden perlu membangun kebersamaan, untuk membentuk pemerintahan. Makin banyak, makin baik. Banyaknya itu bukan partainya tapi dukungannya. Jangan sampai seperti pengalaman, banyak partai, tapi setelah memutuskan sesuatu yang kritis, semua balik badan," sindir Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com