Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Orba, PDI-P Dinilai Sulit Koalisi dengan Golkar

Kompas.com - 10/04/2014, 18:16 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan, koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Golkar sulit terjadi dalam pemilu presiden mendatang. Pasalnya, PDIP masih mengingat perlakuan Golkar saat Orde Baru.

"Kalau (koalisi) dengan Golkar agak riskan. Perlakuan Golkar di masa Orde Baru terhadap PDIP yang saat itu masih menggunakan nama PDI masih menyimpan trauma bagi sebagian pendukung fanatik PDIP, khususnya di kalangan kaum tua," kata Said, Kamis (10/4/2014), seperti dikutip dari Antara.

Said mengatakan, jika melihat hasil hitung cepat dalam Pileg 2014, PDIP kesulitan mengajukan sendiri capresnya. Pasalnya, ada syarat untuk mengusulkan capres, yakni harus memiliki bekal 25 persen suara sah nasional atau mampu menyabet 20 persen kursi DPR.

Said melihat peluang PDIP untuk menggandeng Partai Gerindra atau Partai Demokrat justru akan lebih sulit lagi.

"Kali ini Prabowo Subianto sepertinya tidak akan mau turun kelas jadi cawapres. Sementara PDIP terlalu besar gengsinya untuk berkoalisi dengan Demokrat yang selama ini menjadi seteru politiknya," katanya.

"Memang masih ada PKB, PAN, PPP, Nasdem, PKS atau Hanura yang bisa membantu PDIP agar tetap bisa mengusung Jokowi di Pilpres nanti. Tetapi ini juga tidak mudah," katanya.

Menurutnya, parpol-parpol seperti PPP, PKS dan Hanura akan cenderung merapat ke Golkar atau Gerindra. Dengan demikian, tersisa PKB, PAN dan NasDem. Dengan tiga partai tersisa itu, kata Said, PDIP akan menghadapi dilema. Bila PDIP memilih PKB, maka PAN bisa lari ke Golkar ataupun Gerindra.

"Karena peluang Hatta Rajasa menjadi cawapres Jokowi akan mengecil di saat PAN, PKB dan PDIP dalam satu koalisi. PDIP akan menimbang antara memilih cawapres dari PKB atau PAN. Begitu pun sebaliknya," katanya.

"Kalau demikian petanya, maka PDIP kemungkinan akan berkoalisi hanya dengan dua sampai tiga parpol saja, yaitu PKB atau PAN, NasDem dan PKPI. Itupun kalau PKPI tidak merapat ke Golkar. Sementara PBB sepertinya akan memilih ke Gerindra," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com