Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Nyapres", Skenario PKB Tak Berubah

Kompas.com - 18/03/2014, 16:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengatakan bahwa skenario partainya dalam menghadapi pemilu presiden 2014 tak berubah meski PDI Perjuangan telah menunjuk Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden. Untuk saat ini, PKB masih fokus menghadapi pemilu legislatif untuk dapat mengusung calon presiden periode 2014-2019.

"Tidak ada pembicaraan mengubah skenario, kita tetap berusaha mengusung capres," kata Marwan, saat dihubungi, Selasa (18/3/2014).

Marwan menuturkan, perubahan skenario dari mengusung capres menjadi cawapres hanya dapat dilakukan setelah hasil pemilu legislatif diketahui. Pembahasannya dilakukan di dalam musyawarah pimpinan nasional (muspimnas) yang dihadiri petinggi PKB di tingkat pusat sampai dengan pimpinan di level daerah.

Saat ditanya mengenai dua bakal capres PK, Jusuf Kalla dan Mahfud MD, yang dinilai ideal menjadi cawapres Jokowi, Marwan mengaku sangat menghormati penilaian tersebut. Namun, kedua tokoh itu, bersama Rhoma Irama bukan disiapkan untuk menjadi cawapres.

"Kalau wacana boleh saja, tapi Mahfud MD dan Jusuf Kalla itu posisinya capres PKB, bukan cawapres. Kalau kita hanya bisa mengusung cawapres, mungkin saja ada nama-nama baru yang akan diusung," pungkasnya.

Nama bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi masih menjadi teka-teki. PDI-P membuka kemungkinan berkoalisi dengan partai lain setelah Pileg untuk menghadapi Pilpres.

Menurut pengamat politik Universitas Gadjah Mada, ada dua figur yang ideal mendampingi Jokowi. Mereka adalah Jusuf Kalla dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Kedua tokoh itu dianggap bisa diterima semua partai politik dan memiliki rekam jejak yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com