Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Konvensi Rakyat Kritik Konvensi Demokrat

Kompas.com - 27/02/2014, 17:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon Presiden Konvensi Rakyat Yusril Ihza Mahendra mengkritik ajang konvensi calon presiden yang saat ini sedang digelar Partai Demokrat. Menurutnya, meski digelar oleh partai berkuasa di Parlemen saat ini, konvensi tersebut kurang menyorot perhatian publik. Namun, dia tak secara terang-terangan menyebut nama Partai Demokrat saat menyampaikan kritiknya itu.

"Konvensi lain yang saat ini kalau kita lihat, antusiasme publik sepertinya kurang ya," kata Yusril saat konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Kamis (27/2/2014) siang.

Saat itu, Yusril ditemani calon presiden konvensi rakyat lainnya, Rizal Ramli, dan sejumlah komite konvensi. Yusril kemudian membandingkan konvensi demokrat dengan konvensi rakyat yang diikutinya. Menurutnya, meski tanpa embel-embel partai politik, konvensi rakyat jauh lebih baik dari konvensi Demokrat. Antusiasme masyarakat terhadap konvensi rakyat, menurutnya, juga jauh lebih besar.

"Konvensi rakyat sudah berlangsung beberapa kali di beberapa kota di Indonesia. Dalam waktu dekat ini, konvensi akan berlangsung di Bandung, dan konvensi terakhir akan digelar di jakarta. Sambutan konvensi juga luar biasa dibanding konvensi salah satu partai politik itu," jelasnya.

Yusril berharap konvensi rakyat dapat menghasilkan tokoh-tokoh alternatif yang akan maju dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 mendatang. Meskipun kemungkinan capres konvensi rakyat untuk maju sangat kecil, dia berpendapat ini dapat membawa perubahan besar di masyarakat. Oleh karena itu, dia memutuskan bergabung dalam konvensi rakyat meskipun partainya, Partai Bulan Bintang (PBB), juga telah mengusungnya sebagai capres.

"Kami melihat konvensi rakyat ini satu gagasan yang baik untuk menjalin calon alternatif. Jadi PBB intinya mendukung, jadi walaupun PBB akan mencalonkan saya, saya tetap memutuskan untuk ikut. Dampaknya cukup besar di tengah masyarakat. Gaungnya juga cukup besar," pungkas Yusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com