Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kesejahteraan Warga Lebih Penting daripada Patok Perbatasan"

Kompas.com - 22/02/2014, 20:27 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com
- Para Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat sepakat bahwa kesejahteraan masyarakat perbatasan jauh lebih penting daripada sekadar masalah patok perbatasan. Mereka sepakat bahwa semakin sejahtera masyarakat perbatasan, semakin tinggi pula rasa nasionalisme mereka terhadap Indonesia.

"Dia harus bangga (dengan Indonesia) tapi tidak boleh tertinggal. Siapapun presidennya, bangun perbatasan," kata salah satu peserta konvensi, Pramono Edhie Wibowo di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (22/2/2014).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan, perbatasan Kalimantan sangat luas sehingga tak mungkin dibangun tembok. Yang harus dibangun, lanjutnya, adalah jiwa nasionalisme.

"Ke manapun dia pergi, dia akan menjaga kedaulatan," ujarnya.

Peserta lainnya, Anies Baswedan, menyoroti kebijakan pemerintah pusat selama ini yang lebih menjaga "pagar", bukan "halaman". Menurut Anies, jika terpilih menjadi presiden kelak, dia akan fokus membenahi halaman dengan menekankan pada tiga sektor, yaitu pendidikan, kesehatan, dan transportasi.

"Seharusnya policy lebih ke halaman. Oleh karena itu, pagar tak kuat pun orang akan tinggal," imbuh mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Hal senada juga diutarakan Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, energi bangsa Indonesia tak perlu dihabiskan untuk membahas patok perbatasan karena perbatasan tiap negara sudah ditentukan koordinat.

"Fokus pada kesejahteraan dan harga diri. Jadi tidak terlalu banyak lagi pekerjaan kita di Sebatik, Tarakan, dan sebagainya," ujar pria yang masih menjabat sebagai Menteri BUMN itu.

Sementara itu, Irman Gusman mengatakan sejak memasuki era demokrasi, penerapan otonomi daerah diharapkan bisa membawa kesejahteraan. Demi mendorong otonomi tersebut, Irman pun mendorong lahirnya provinsi Kalimantan Utara.

"Itu untuk memperdekat peta kendali agar lebih baik sehingga pembangunan di perbatasan akan lebih cepat," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com