Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Dukung SBY Jangan Hanya Memanjangkan Lidah

Kompas.com - 17/01/2014, 17:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika, menyayangkan jika kedekatannya dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) diartikan juru bicara Demokrat, Ruhut Sitompul, sebagai tindakan yang tidak mendukung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau mengukur mendukung SBY, dukunglah kinerja pemerintahan. Bukan mendukung memanjangkan lidah saja, tapi tidak bekerja," kata Pasek seusai mengikuti rapat Fraksi Demokrat di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Pasek mengklaim kinerjanya di DPR selama ini sudah sangat baik. Bahkan, menurutnya, kinerjanya itu lebih baik dibandingkan kader lain yang menjadi orang dekat SBY.

"Kalau saya dikatakan tidak mendukung Pak SBY, coba lihat kinerja saya di DPR. Mana yang lebih aktif, saya atau orang-orang yang terdekat beliau di DPR? Perasaan kalau atensi di DPR boleh dicek. Rasanya saya termasuk orang yang lebih baik dari yang lain," kata Pasek.

Pasek menambahkan, parpol memang ditentukan oleh struktur yang ada di dalamnya. Namun, kata dia, habitat parpol itu sebenarnya ada dan membaur di dalam masyarakat.

"Pertanggungjawaban yang disampaikan itu pada masyarakat. Selama ini, saya pun selalu bertanya konstituen saya," ujarnya.

Terkait kedekatannya dengan Anas yang dianggap menurunkan elektabilitas Partai Demokrat, Pasek membantahnya. Menurut dia, turunnya elektabilitas Demokrat disebabkan oleh banyak faktor yang selama ini melanda internal Demokrat.

"Mana tindakan saya yang kira-kira menurunkan elektabilitas (Demokrat) sehingga menusuk SBY dari belakang? Elektabilitas Demokrat menurun kenapa dibebankan kepada saya?" pungkas Sekjen PPI itu.

Seperti diberitakan, Fraksi Partai Demokrat telah mengirimkan surat kepada Sekretariat Jenderal DPR terkait keputusan pemecatan Pasek dari keanggotaan DPR. Sekjen DPR Winantuningtyastiti mengatakan, di dalam surat itu tertera alasan pemecatan Pasek, yakni pelanggaran kode etik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com