Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Gerakan "Unfollow" SBY Tidak Cerdas

Kompas.com - 14/01/2014, 23:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di Twitter muncul kembali gerakan menggunakan tagar #unfollowSBY, mengajak para pengguna jejaring sosial itu untuk tak menjadi pengikut akun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gerakan ini dinilai memperlihatkan ketidakcerdasan pencetusnya.

Kali ini, tagar tersebut muncul untuk memprotes Presiden yang tak juga menjenguk para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Serangkaian letusan, luncuran awan panas, maupun hujan abu, sudah memicu 25.000-an warga untuk mengungsi.

"Kita negara demokrasi. Harus dibawa politik yang cerdas. Saling mendengarkan, saling berdiskusi. Kalau tidak mau mendengarkan orang artinya tidak cerdas," kata Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie, ketika ditanya tentang gerakan tersebut, Selasa (14/1/2014).

Ditemui seusai Rapat Kerja Daerah Partai Demokrat di JIExpo Kemayoran Jakarta, Marzuki mengatakan seseorang yang tidak mau berdiskusi dan mendengarkan orang lain adalah ibarat katak dalam tempurung. Pemikiran orang itu, kata dia, tidak akan berkembang karena tidak diisi dan diperkaya informasi dari luar. "Sama saja menutup diri," ujar dia.

Ketua DPR ini berpendapat tindakan semacam itu juga tak mencerdaskan rakyat. Meski demikian, dia mengatakan gerakan bertagar #unfollowSBY merupakan hak setiap warga negara, selama tak melanggar hukum dan etika. "Itu hak mereka, tapi sebaiknya tidak perlu diikuti," kata dia.

#UnfollowSBY

Seperti diberitakan, tagar #UnfollowSBY tersebut mencuat untuk "menggugat" Presiden yang belum sekali pun menjenguk para pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gerakan baru dimulai pada Senin (13/1/2014) pagi.

Menggunakan tagar tersebut, setidaknya pemilik akun @BimHarahap menyatakan harapan, dengan bergulirnya gerakan ini, maka Presiden tergerak untuk menjenguk para pengungsi Sinabung.

Salah satu tweet @BimHarahap berbunyi, "4,4 Jt Followers akun twitter SBY. Mari unfollow akun tsb, 25 Ribu pngungsi Sinabung butuh gerakn kita, agar SBY lihat pngungsi # UnfollowSBY."

Beberapa saat kemudian, akun tersebut menulis lagi, "Sejak dimulai pukul 06.00 Wib pagi tadi, sudah 296 Akun yang sudah konfirmasi unfollow SBY. Ketuk SBY agar turun lht pengungsi # UnfollowSBY ."

Sepertinya, gelitikan pemilik akun @BimHarahap cukup ampuh, walau pengikut akun ini hanya di kisaran 700-an orang. Entah karena tagar ini atau memang "jodoh", berselang tiga jam sejak tagar itu dipakai mengangkat isu Sinabung, Presiden menulis tentang bencana alam tersebut.

Tweet Presiden menggunakan inisial SBY diapit tanda bintang, sebagai "kesepakatan" tanda bahwa kicauan itu ditulis sendiri oleh Presiden. Pesan pertama Presiden berbunyi, "Ancaman letusan Gunung Sinabung hingga hari ini masih ada & 25 ribu saudara kita masih berada di tempat-tempat penampungan. *SBY*."

Menyusul kemudian, "Meskipun baik pusat & daerah terus menangani permasalahan ini, saya memutuskan untuk meningkatkan pengendalian & bantuan pusat. *SBY*." Terakhir, Presiden pun berjanji menjadwalkan kunjungan ke salah satu lokasi pengungsian terbesar.

"Minggu depan, Insya Allah saya akan berkunjung kembali ke Kabanjahe, utk pastikan penanganan Sinabung & pengungsi berjalan baik. *SBY*."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com