"Saya kira ini bukan main-main. Ini serius," tegas Rhoma saat berkunjung ke Kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Rhoma pun memaparkan alasannya PKB mengusungnya menjadi bakal calon presiden. Ia mengaku memeroleh dukungan kuat dari para ulama. Mereka, kata Rhoma, melihat dirinya bisa "dijual" untuk berkompetisi dalam pemilu.
Pada tanggal 12 November 2012, ia menuturkan menjadi momen penting saat Al Habib Ali Al Habsyi mendeklarasikan dirinya sebagai capres. Deklarasi ini, katanya, dilakukan setelah mendapat dukungan yang semakin meluas dari para ulama dan habib. Bak gayung bersambut, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menawarkan partainya sebagai kendaraan politiknya menuju kursi RI 1.
Tawaran Muhaimin, kata dia, saat itu sudah cukup tegas, yaitu sebagai capres. Komitmen politik yang dibuatpun dilakukan antara timnya yang didukung ulama dan habib dengan tim dari PKB. "Saya kira terlalu naif (jika saya dimanfaatkan), karena komitmennya bukan face to face antara Rhoma dengan Muhaimin dan itu disaksikan secara luas oleh para tokoh masyarakat dan ulama," ucap Rhoma.
Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu juga membantah bahwa keputusan untuk menjadi capres merupakan ambisi pribadi. Menurut Rhoma, pencapresan dirinya adalah desakan yang menjadi amanah baginya.
"Buat saya, Allah lah yang memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki. Jadi buat saya nothing to lose saja dan saya enggak ngoyo. Bisa membesarkan partai saja buat saya itu saja sudah amal sholeh," ujar pria yang kerap disapa Bang Haji itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.