Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2013, 14:54 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ada lima nama yang menjadi lawan berat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jika ia maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hal itu berdasarkan hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia dari penilaian 61 pakar.

"Mereka ini lima besar lawan berat Jokowi," kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI saat memaparkan hasil Survei Opinion Leader Mencari Lawan Jokowi di Jakarta, Minggu (29/12/2013).

Kelima nama tersebut ialah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (7,38 poin), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (7,28 poin), Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan (7,04 poin), CEO Trans Corp Chairul Tanjung (6,43 poin), dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad (6,42 poin). Mereka dianggap potensial menjadi capres maupun cawapres pada 2014.

"Jika partai politik ingin selamat, pertimbangkanlah orang-orang ini sebagai calon presiden," kata Hamdi.

Dari sisi kepemimpinan, Tri Rismaharini mendapat skor tertinggi sebesar 7,37 poin. Kemudian Basuki atau yang akrab disapa Ahok memperoleh 7,03 poin, Anies sebesar 6,7 poin, Chairul 6,63 poin, dan Abraham 6,03 poin.

Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma juga unggul dari sisi integritas moral, yaitu 7,91 poin, diikuti Basuki 7,79 poin, Abraham 6,98 poin, Anies 6,97 poin, dan Chairul 5,65 poin.

Sementara itu, dari sisi penampilan, para pakar memberi skor tertinggi kepada Anies, yaitu 7,63 poin. Setelah itu, ada Basuki dengan 7,04 poin, Risma 6,74 poin, Chairul 6,66 poin, dan Abraham 6,36 poin.

Tak hanya itu, para pakar tersebut juga menguji sisi visioner, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan, dan manajerial. Penilaian dengan angka 1 ialah paling rendah hingga tertinggi ialah 10.

Metode yang digunakan ialah Delphi Methods. Metode tersebut merupakan cara untuk mendapatkan informasi membuat keputusan, menentukan indikator, parameter, dan lainnya yang reliabel dengan mengeksplorasi ide, informasi orang-orang ahli di bidangnya. Survei dilakukan pada 16 -17 Desember 2013.

Menurut Hamdi, pakar lebih kritis dalam melihat tokoh potensial. Survei ini dilakukan karena Hamdi melihat Jokowi belum ada tandingannya dalam setiap hasil survei calon presiden (capres) RI 2014. "Ini untuk seleksi calon pemimpin nasional berdasarkan kualitas dan kapabilitas calon pemimpin. Kami mengabaikan faktor popularitas dan elektabilitas. Bahkan, apakah calon ini bersedia atau tidak (jadi capres-cawapres)," terang Hamdi.

Selain kelima nama di atas, ada 7 nama lainnya yang dianggap potensial menjadi capres. Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, CEO PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Menteri Keuangan Chatib Basri, CEO PT KAI Ignasius Jonan, Social Intrepreneur Tri Mumpuni, Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, dan Wakil Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Eko Prasojo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Aies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Aies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com