"Ini (iklan politik) sudah melampaui batas wajar karena yang ke luar di media hanya itu-itu saja. Hanya pemiliknya yang tampil. Saya sarankan sebaiknya KPI dan KPU bertemu kembali dan membentuk komisi khusus," ujar anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Hayono Isman di Kompleks Parlemen, Rabu (11/12/2013).
Menurut Hayono, KPI yang bertugas mengawasi konten siaran perlu mengutus tim sendiri karena banyaknya iklan politik yang perlu diawasi. Tim ini, lanjut Hayono, perlu mengkaji lagi aturan penyiaran dan mengundang sejumlah partai politik, Dewan Pers serta pemilik media.
"Soal potensi peluang dalam undan-undang yang bisa menjadi celah dalam berkampanye ini perlu ada kejelasan sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam iklan politik. Satgas ini juga akan memberikan rekomendasi khusus yang bisa diteruskan kepada DPR," ujarnya.
Dengan adanya Satgas khusus ini, Hayono berharap agar kepentingan masyarakat tidak dikorbankan.
"Kelebihan yang dimiliki pemilik media tidak bisa mengingkari media sebagai media netral. Ini demi hadirnya pemilu yang berkualitas," kata Hayono yang juga menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat ini.
Kuis "setting"-an
Pengguna media sosial, termasuk Twitter dan Kaskus, ramai membicarakan Kuis Kebangsaan Win-HT, Selasa (10/12/2013). Kuis ini diduga telah diatur setelah beberapa peserta melontarkan jawaban sebelum pembawa acara mengajukan pertanyaan.
Kuis yang ditayangkan secara langsung di RCTI ini dikatakan bertujuan untuk menguji wawasan dan pengetahuan warga tentang Indonesia, baik sejarah, geografi, Pancasila, pengetahuan umum, maupun informasi terkini. Kuis ini disponsori oleh pasangan kandidat calon presiden-calon wakil presiden Wiranto-Hary Tanoesoedibjo yang diusung oleh Partai Hanura.
Setiap peserta diminta memekikkan kata kunci (password) kuis, yaitu "Bersih, Peduli, Tegas". Kata kunci ini merupakan salah satu jargon yang diusung Wiranto-Hary Tanoe. Setiap peserta yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar mendapat hadiah, seperti kamera, dispenser, dan lainnya.
Dalam sebuah video yang diunggah di Twitter dan Kaskus, seorang warga bernama Syaifudin dari Trenggalek, Jawa Timur, melontarkan jawaban, "A. Istana Maimun." Padahal, Syaifudin belum memilih pertanyaan yang diajukan.
"Huruf apa Pak? Bukan, Pak. Ini dia nih. Bapak boleh pilih dulu huruf (W, I, N, H, T) yang ada di sebelah saya. Silakan," kata Tifanny, pembawa acara, seraya menunjukkan pilihan huruf yang dapat dipilih Syaifudin.
Syaifudin pun terdengar kebingungan, dan sempat berujar, "Ooh..."
Setelah berpikir sejenak, Syaifudin pun akhirnya memilih pertanyaan yang berada di balik huruf "H". Setelah itu, Syaifudin pun diajukan pertanyaan sebagai berikut: "Istana yang menjadi salah satu ikon Kota Medan dan dibangun pada tahun 1888 adalah?" Di bawah pertanyaan, ada tiga pilihan, yaitu; A. Istana Maimun; B. Gedung Sate; C. Museum Gajah.
Syaifudin pun kembali mengulang jawaban, "A. Istana Maimun", yang dinyatakan benar.
Ada lagi kejadian lucu lainnya. Seorang warga dari Medan bernama Yoel pun sempat kebingungan mengikuti kuis ini. Sebelum mendapatkan pertanyaan, Yoel langsung melontarkan jawaban, "A. MT Haryono".
Akhirnya, pembawa acara pun mengingatkan Yoel untuk memilih pertanyaan terlebih dahulu. Yoel pun sempat memilih huruf "A". Padahal, di layar kaca, tak ada huruf A. Huruf yang tersedia adalah W, I, N, H, T.
Akhirnya, Yoel memilih huruf "W". Pertanyaan pun diajukan, "Selain Ahmad Yani, siapa yang termasuk dalam 7 pahlawan revolusi?" Selanjutnya, terpampang tiga pilihan, yaitu; A. MT Haryono; B. Gatot Subroto; C. Selamet Riyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.