Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tunggak Dana Jamkesmas Rp 1,8 Triliun

Kompas.com - 30/11/2013, 09:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menunggak pembayaran dana Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2013 sebesar Rp 1,8 triliun. Kementerian Kesehatan berjanji melunasi tunggakan ke sejumlah rumah sakit paling lama tahun 2014.

”Ini terjadi nasional. Secara keseluruhan, kekurangan akan dibayar tahun 2014. Sebanyak Rp 500 miliar akan dibayar awal bulan Desember ini,” kata Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Usman Sumantri di Jakarta, Jumat (29/11/2013). Program Jamkesmas diluncurkan tahun 2008 menggantikan program Asuransi Kesehatan untuk Keluarga Miskin, yang memungkinkan masyarakat miskin memperoleh akses layanan kesehatan dengan pembayaran oleh pemerintah ke puskesmas dan rumah sakit.

Ada sejumlah penyebab penunggakan dana. Tahun ini jumlah peserta Jamkesmas meningkat, sebelumnya 76,4 juta jiwa menjadi 86,4 juta jiwa. Selain itu, anggaran tahun 2013 juga menanggung tunggakan pembayaran November dan Desember 2012 sebesar Rp 545 miliar. Dana dua bulan itu baru diklaim pihak rumah sakit tahun 2013.

Akibat penunggakan dana, sejumlah rumah sakit menghadapi persoalan, seperti penambahan pasokan obat dan pembiayaan tenaga medis. ”Kami sempat kehabisan stok obat kemoterapi karena pihak pemasok menahan barang menyusul tertundanya pembayaran dari rumah sakit. Selain itu, pembayaran jasa medis bagi dokter dan perawat juga terganggu,” kata M Yusuf dari Humas RSUD Ulin, Banjarmasin.

Untuk membayar ongkos obat kepada pedagang besar farmasi, pihak manajemen terpaksa memakai uang kas Rp 1,1 miliar. Mereka juga mencairkan dana jaminan kesehatan dari Provinsi Kalimantan Selatan Rp 1,7 miliar. Penggunaan uang kas itu, kata Yusuf, bisa mengganggu aliran kas keuangan RSUD Ulin.

Setiap hari ada 5-6 pasien kanker di RSUD Ulin yang harus kemoterapi. Oleh karena itu, terganggunya stok obat bagi pasien kanker sangat mengganggu kualitas layanan.

Secara total, besaran tunggakan pemerintah ke RSUD Ulin sekitar Rp 20 miliar. Sejak Maret 2013, rumah sakit tipe A dan terbesar di Kalsel itu tidak lagi menerima pembayaran dana Jamkesmas dari pemerintah. Setiap bulan, RSUD Ulin menerima pembayaran Rp 2 miliar-Rp 3 miliar untuk Jamkesmas.

Masih dibahas

Kamis malam, dalam acara Evaluasi Nasional Kegiatan Prolanis, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menuturkan, Kemenkes telah membahas pembayaran tunggakan dan Jamkesmas bersama Kementerian Keuangan. Namun, Kemenkeu meminta dana yang telah dipakai diaudit dulu sehingga butuh waktu.

Pada kegiatan itu, Direktur RS Sorong Jerry Nikijuluw mengatakan, pihaknya terus beroperasi di tengah keterbatasan dana. RS Sorong baru menerima dana Jamkesmas sampai Maret 2013. ”Bagaimana kami menyiapkan diri menyongsong JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), dana saja masih kurang,” ujarnya.

Terkait tunggakan, Usman menegaskan, pemerintah tetap akan membayar meskipun tahun 2014 program Jamkesmas digantikan program baru di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. (FRN/APO/ESA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com