Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Wewenang Mutlak, KPU Diminta Segera Tetapkan DPT

Kompas.com - 03/11/2013, 14:19 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Peludem) Titi Anggraini mengatakan, penetapan daftar pemilih tetap (DPT) merupakan otoritas Komisi Pemilihan Umum (KPU) sepenuhnya. Karena itu, KPU diminta segera menetapkan DPT, tepat waktu meski Komisi II DPR dan partai politik (parpol) terus meminta penundaan.

"Tekanan untuk menunda dari Komisi II DPR dan parpol sangat kuat. Meskipun demikian, otoritas penetapan DPT ada di KPU. Sikap Perludem, DPT tetap ditetapkan besok, Senin (4/11/2013) saja," kata Titi dalam paparan media di Jakarta, Minggu (3/11/2013).

Dia mengatakan, kekhawatiran parpol dan DPR terkait ada penduduk yang tidak tercantum dalam DPT sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif. UU tersebut menyebutkan, warga negara yang memiliki hak pilih namun tidak memiliki identitas penduduk atau tidak terdaftar dalam daftar pemilih dimasukkan dalam daftar pemilih khusus.

"Masih ada kesempatan untuk mengakomodir pemilih yang tidak tertampung dengan memfasilitasinya di daftar pemilih khusus," kata Titi.

Hanya, kata dia, pascapenetapan DPT, KPU harus terus melakukan pembersihan data pemilih yang ada. Selain itu, ia juga meminta KPU tetap menyisir pemilih di lapangan untuk memastikannya mendapat hak pilih.

"Kami juga mendesak Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mengoptimalkan kinerjanya dalam mengawasi daftar pemilih sampai hari H pemungutan suara," kata dia.

Desakan untuk kembali menunda penetapan DPT kembali mengemuka pada rapat dengar pendapat Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan parpol peserta Pemilu 2014, Kamis (31/10/2013) lalu.

"PDI Perjuangan tidak segan-segan untuk meminta penetapan DPT diundur. Hal ini untuk meminimalkan berbagai potensi kerawanan pada Pemilu 2014," ujar pengurus PDI Perjuangan Abidin Fikri.

Permintaan yang sama disampaikan anggota Komisi II dari fraksi PDI Perjuangan di DPR Arif Wibowo. Wakil Ketua Komisi II DPR itu mendukung penundaan penetapan DPT demi akurasi data pemilih untuk Pemilu 2014.

"Tidak akan berpengaruh jika kemudian ditambah waktu karena satu kebutuhan demi akurasi daftar pemilih yang berkualitas," kata Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com