"Kalau soal itu, tentu saja partai akan terus mencari tahu walaupun pada dasarnya bahwa kita anggap itu sudah selesai, sudah berlalu, kita ambil hikmah dari semuanya," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (31/10/2013), seusai menjenguk mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng yang ditahan di Rutan KPK.
Saat ditanya sejauh mana pemeriksaan internal yang dilakukan komisi pengawas partai terkait bocornya SMS ini, Andi mengatakan bahwa sebaiknya penelusuran dilakukan dengan bantuan lembaga lain yang lebih ahli mengenai pesan elektronik.
"Sebetulnya kan harus dibantu juga oleh lembaga lain kalau terkait dengan elektronika, semestinya mohon bantuan yang membidangi. Pada prinsipnya, sepanjang ada hal yang sangat positif, yang bisa diambil dari semua ini, kita ambil hikmahnya," tutur Andi.
Mengenai bocornya SMS yang membicarakan Anas dan I Gede Pasek Suardika ini, Andi mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono tidak menyampaikan pesan khusus kepada para kader. Hanya, katanya, dalam temu kader di Sentul beberapa waktu lalu, SBY sempat menyinggung para kader agar dapat membedakan mana informasi yang menjadi konsumsi internal partai dan mana yang terbuka untuk publik.
"Apakah informasi-informasi itu hanya menjadi konsumsi internal atau boleh menjadi konsumsi eksternal. Karena itu, pada saat pembukaan di Sentul itu, kelihatan media boleh meliput kan berita-berita terkait walaupun itu sebenarnya kan untuk kader ya, tapi karena itu dipublikasikan, jadi beliau terbuka," kata Andi.
SBY sebut Anas jahat
Sebelumnya, beredar pesan singkat (SMS) yang di dalamnya secara eksplisit mencantumkan nama Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PPI. Loyalis Anas menduga pesan singkat yang disebutkan dikirim oleh Presiden SBY. Ada beberapa butir dalam pesan singkat yang kabarnya dikirim kepada Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Harian Syarief Hasan, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif Toto Riyanto.
Selain itu, pesan singkat juga dikabarkan dikirim ke lima Wakil Ketua Umum, yaitu Max Sopacua, Jhonny Allen Marbun, Nurhayati Ali Assegaf, Agus Hermanto, dan Soekarwo.
Namun, dari beberapa butir yang ada, baru dua butir yang beredar di kalangan wartawan. Berikut isi butir keempat dan kelima pesan tersebut.
4. Jahat sekali, luar biasa sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang, tapi pihak Anas terus-menerus menyerang dan menghantam saya, dan Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah dan diam, saatnya saya untuk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas, partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat dan SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan kader dan anggota Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
5. Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik presiden, saya kira dewan kehormatan harus mengambil sikap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.