Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Akan Cek DPT sebelum Ditetapkan

Kompas.com - 23/10/2013, 08:31 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan mengecek, menyisir dan membersihkan daftar pemilih tetap (DPT) sebelum ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tujuannya adalah untuk memastikan DPT yang akan ditetapkan Rabu (23/10/2013) ini merupakan data yang bersih, valid, dan akurat.

"Kesepakatan, nanti, Bawaslu dan KPU akan mengecek semua, juga dengan Bawaslu provinsi dan KPU provinsi. Kami akan gunakan instrumen-instrumen yang ada," ujar anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak, usai rapat dengar pendapat Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Rabu (23/10/2013) dini hari.

Ia mengatakan, pengecekan akan dilakukan berdasarkan logika-logika demografi di setiap kabupaten/kota. Salah satu unsur yang akan dicek adalah potensi ketidakwajaran prosentase antara jumlah pemilih dengan jumlah penduduk.

"Kami akan cek per kabupaten/kota itu apakah ada ketidakwajaran prosentase atau komposisi jumlah pemilih dengan jumlah penduduk. Besok akan kami lihat itu dengan menggunakan sistem informasi," kata Nelson.

Dari pengawasan yang sudah sempat dilakukan, kata Nelson, memang ditemukan komposisi yang tidak wajar antara jumlah pemilih dengan jumlah penduduk. Dia mengatakan, data KPU di beberapa kabupaten menunjukkan jumlah pemilih lebih dari 80 persen jumlah penduduk.

"Di Jawa Timur bahkan ada yang lebih dari 100 persen. Yang wajar itu memang sekitar 70 persen jumlah pemilih dibanding penduduk," ujar Nelson.

Dia mengatakan, kecepatan proses pengawasan yang dilakukan pihaknya selama ini memang tidak mampu menyamai kecepatan pemutakhiran data yang dilakukan KPU. Karena itu, ujar dia, menjelang penetapan DPT, Bawaslu akan kembali mengecek data yang akan dirilis KPU.

"Ibarat siaran televisi, data KPU live, jalan terus, sedangkan kami kan tunda. Bisa jadi apa yang kami cek sekarang sudah diperbaiki. Tapi kami belum memastikan apakah data terakhir ini sudah pasti akurat. Itu yang akan kami kerjakan. Memastikan perlu ada penelusuran ulang atau datanya sudah baik," lanjutnya.

Ia mengatakan, sikap Bawaslu terhadap DPT KPU akan ditentukan usai pengecekan terakhir itu. Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo mengatakan, penemian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menunjukkan ada jumlah pemilih di beberapa provinsi yang digelembungkan. Misalnya, kata dia, di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kalau jumlah pemilih sampai di atas jumlah penduduk itu namanya (KPU) menggelembungkan data. Itu di kantong-kantong suara kami (PDI-P) pula," kata dia.

Oleh karena itu, Arif meminta KPU menunda penetapan DPT hingga data yang akan ditetapkan dipastikan bersih.

"Mereka (KPU) mesti bekerja keras untuk merapikan ini sampai ada daftar pemilih yang akurat tidak lebih dari dua minggu. Apa beratnya? Lebih baik menjamin hak konstitusional itu terjamin ketimbang menjaga prosedur yang akhirnya akan menjadi masalah terjaminnya hak konstitusional warga negara," ujar Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com