Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Copot Pasek dan Saan, Ada Kontradiksi di Politik Partai Demokrat

Kompas.com - 25/09/2013, 07:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya "penggusuran" Gede Pasek Suardika dari posisi Ketua Komisi III DPR dan Saan Mustopa dari kursi Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR dinilai sebagai potret kontradiksi Partai Demokrat dalam berpolitik. Penyingkiran dua orang yang dikenal dekat dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu dianggap tak lebih sebagai langkah penyingkiran oposisi di internal partai, di tengah konvensi yang mereka gelar.

"Seolah-olah berdemokrasi karena ada konvensi, tapi sesungguhnya proses politik (Partai Demokrat) masih ditentukan struktur oligarki, konvensi hanya aksesori. Ini kontradiktif," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Dwipayana, kepada Kompas.com, Rabu (25/9/2013). Kontradiksi semakin kentara karena partai itu menggelar konvensi untuk memperlihatkan proses demokrasi, ujar dia, tetapi pada saat bersamaan menyingkirkan oposisi di internal partai.

Selain itu, lanjut Ari, kontradiksi juga sangat terlihat dengan semakin tersentralisasinya struktur organisasi Partai Demokrat. Menurut dia, saat ini pucuk kepemimpinan partai tersebut sudah diletakkan kepada satu sosok, Susilo Bambang Yudhoyono. Di Partai Demokrat, saat ini SBY menempati posisi sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Majelis Tinggi.

"Penggusuran" Pasek dan Saan, imbuh Ari, mempertegas kontradiksi yang tengah berjalan di Partai Demokrat. Langkah tersebut, ujar dia, tak lebih dari upaya menyingkirkan oposisi di internal partai. "Jelas untuk meminggirkan oposisi dalam partai. Politik eksklusif melalui 'Anasisasi', semua yang dianggap loyalis Anas Urbaningrum pelan-pelan disingkirkan," kecam dia.

Untuk diketahui, gejolak yang timbul dari internal Partai Demokrat terus menyorot perhatian. Perhatian publik makin membesar saat Demokrat menunjuk Ruhut Sitompul menggantikan Pasek sebagai Ketua Komisi III DPR. Pasek dicopot dari jabatannya karena menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang dikomandoi Anas. Saan pun dirotasi karena hadir dalam peluncuran PPI.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan tidak menampik ada kaitan antara pencopotan Pasek dan Saan dengan keiikutsertaan kedua kader Demokrat itu di PPI. Pasek dan Saan menerima semua keputusan partainya karena menganggap rotasi sebagai hal yang wajar untuk penyegaran dalam rangka peningkatan kinerja.

Namun, penolakan atas penunjukan Ruhut justru datang dalam rapat pleno terbuka pelantikan Ruhut sebagai Ketua Komisi III DPR, Selasa (24/9/2013). Kolega Ruhut di komisi itu berkeberatan dengan penunjukannya. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang memimpin rapat akhirnya memutuskan rapat ditunda satu minggu sesuai dengan hasil lobi yang dilakukan oleh semua perwakilan fraksi di Komisi III.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com