Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterangan Nazaruddin Bantu KPK Selesaikan Kasus Hambalang

Kompas.com - 24/09/2013, 08:13 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menilai penting keterangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dalam menyelesaikan penyidikan kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang yang menjerat mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan bahwa informasi yang disampaikan Nazaruddin cukup membantu proses penyidikan kasus itu.

“Dari beberapa panggilan kan ada informasi yang disampaikan Nazar ke penyidik, tentu itu bisa membantu KPK menyelesaikan atau memproses kasus Hambalang,” kata Johan di Jakarta, Senin (23/9/2013).

Pada Senin, KPK kembali memeriksa Nazaruddin sebagai saksi bagi Anas. Terpidana tujuh tahun dalam kasus suap wisma atlet SEA Games itu dipinjam dari Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Jawa Barat, selama beberapa hari untuk diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Pemeriksaan Nazaruddin pada Senin ini merupakan yang kedua kalinya setelah Nazar dimintai keterangan sebagai saksi pada 26 Agustus 2013. Ketika ditanya apa yang digali KPK dari Nazaruddin, Johan selaku humas mengaku tidak tahu pasti materi pemeriksaan.

“Yang pasti dia diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk tersangka AU (Anas Urbaningrum) dalam konteks dugaan penerimaan terkait pembangunan proyek sarana dan prasarana Hambalang,” ujar Johan.

Dia melanjutkan, setiap keterangan yang disampaikan seorang saksi ataupun tersangka akan ditindaklanjuti oleh penyidik KPK melalui proses validasi. Termasuk, jika Nazaruddin mengungkapkan adanya aliran dana dari PT Adhi Karya yang menjadi rekanan proyek Hambalang ke Kongres Partai Demokrat 2010 untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum partai ketika itu. Johan mengatakan, KPK menduga Anas tak hanya menerima pemberian hadiah berupa Toyota Harrier saat dia menjabat anggota DPR. Mengenai bentuk hadiah lain yang diduga diterima Anas, menurut Johan, hal itu penyidiklah yang mengetahuinya.

“Sudah disampaikan bahwa KPK menduga dalam kaitan penerimaan yang diterima AU (Anas Urbaningrum) ini tidak sekadar mobil. Apa itu, ada di penyidik, saya tidak tahu, apa kaitan Nazar dengan itu, saya tidak tahu materi,” ungkapnya.

Sebelumnya pimpinan KPK mengungkapkan adanya dugaan aliran dana PT Adhi Karya ke Kongres Partai Demokrat untuk pemenangan Anas. KPK tengah menelusuri dugaan tersebut. Selain diduga menerima hadiah terkait proyek Hambalang, Anas diduga ikut menerima dari proyek-proyek lain.

Ketua KPK Abraham Samad pernah membenarkan bahwa proyek lain yang diduga dikorupsi Anas adalah pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta proyek pendidikan tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Ihwal proyek PLTS dan proyek Kemendiknas ini pernah Nazaruddin.

Dalam sejumlah kesempatan, Nazaruddin menyebut Anas membeli Alphard dengan uang hasil korupsi PLTS. Nazaruddin juga menyebutkan, uang hasil korupsi proyek pendidikan tinggi yang dilakukan Angelina Sondakh alias Angie ada yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat untuk biaya pemenangan Anas. Angie divonis empat tahun lima bulan penjara dalam kasus korupsi proyek pendidikan tinggi Kemendiknas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com