Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Raden Tak Pernah Terima Santunan Dahlan Iskan!"

Kompas.com - 14/09/2013, 08:21 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Suyadi mungkin tak banyak orang yang kenal. Namun, bila disebut "Pak Raden" atau "Si Unyil", setidaknya kalangan yang mengalami masa kecil pada era 1980-an mengenalnya dengan baik. Nah, penulis kisah Si Unyil yang berperawakan mirip Pak Raden inilah Suyadi itu.

Kini, Suyadi sakit. Untuk biaya pengobatan, lelaki kelahiran Puger, Jember, Jawa Timur, pada 28 November 1932 itu menjual lukisan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Jumat (13/9/2013). Meski demikian, Suyadi tak mau menjual lukisan kepada sembarangan orang maupun institusi, termasuk kepada Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif seperti yang disarankan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Namun, beredar kabar bahwa Pak Raden sebenarnya mendapatkan santunan rutin dari pejabat atau tokoh, baik perorangan maupun melalui instansi tertentu. Benarkah?

"Tidak pernah ada santunan dari Menteri BUMN," tepis Manajer Pak Raden, Prasodjo Chusnanto, Jumat (13/9/2013). Dahlan Iskan, Menteri BUMN, memang pernah menyambangi Suyadi di kediamannya di daerah Petamburan, Jakarta Barat, pada April 2012.

Dalam pertemuan itu, Chusnanto memastikan tak ada pembicaraan soal pemberian santunan, apalagi menyebut nilainya Rp 10 juta per bulan. "Pak Dahlan waktu ketemu enggak pernah ngomong masalah uang santunan," kata dia saat dihubungi Kompas.com.

Dari penelusuran Kompas.com, soal santunan ini pernah diwacanakan seusai kunjungan Dahlan lebih dari satu tahun lalu tersebut. Namun, Dahlan baru sekadar mempertimbangkan, dengan menghitung sisi etika.

Masih bagian dari wacana, santunan ingin diberikan melalui Perum Produksi Film Negara. Faktanya, ketika jajaran pimpinan perusahaan itu pun datang menemui Pak Raden, sejumlah uang yang ditawarkan juga ditolak.

Selain Dahlan Iskan, nama lain yang disebut memberikan bantuan biaya pengobatan untuk Pak Raden adalah Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Lagi-lagi, kabar itu dibantah Chusnanto. "Mengenai uang yang diberikan Pak Alex Noerdin, waktu ia menjadi calon gubernur DKI tidak pernah ngasih uang," kata Chusnato.

Pada periode waktu yang tak jauh berbeda dengan kedatangan Dahlan ke kediaman Pak Raden, Alex Noerdin juga punya agenda yang sama. Menurut Chusnanto, kalaupun ada uang dari Alex yang diterima Pak Raden, itu adalah uang hasil penjualan lukisan. "Bukan dikasih uang, tetapi Alex Noerdin membeli lukisan Rawa Mendut seharga Rp 30 juta," tegas Chusnanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Nasional
Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Nasional
Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Nasional
Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Nasional
Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Nasional
Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com